Rintis Tanam Vanili di Belakang Makodim

MAYANGAN-PANTURA7.com, Bagi mereka yang tinggal di perkotaan, sempitnya lahan pertanian menjadi kendala bagi warga yang ingin bercocok tanam. Padahal lahan sempit di perkotaan masih bisa dimanfaatkan untuk bertani dengan tanaman yang prospek ekomoninya tinggi.

Hal itu dibuktikan jajaran Kodim 0820 Probolinggo yang mencoba memanfaatkan halaman belakang Makodim untuk bercocok tanam. Yang ditanam termasuk salah satu komoditas pertanian yang mahal harganya, vanili.

Hanya saja, Kodim kerena keterbatasan lahan, hanya menanam 100 batang vanili. Tanaman sebanyak itu ditanam di atas bedengan berukuran panjang 50 meter x 3 meter.

“Usia tanaman vanili yang kami tanam baru sekitar tiga minggu. Mudah-mudahan menjadi contoh warga yang ingin menanam vanili,” kata Dandim 0820 Probolinggo, Letkol Inf. Imam Wibowo, Minggu (12/7/2020).

Dikatakan budidaya vanili dapat di lakukan di lahan yang sempit. Tanaman jenis anggrek ini bisa ditanam di dekat rumah dan tidak perlu lahan luas seperti bertanam padi atau jagung.

“Kalau bertanam vanili di lahan sempit, ya jangan bermimpi jadi miliarder, tetapi cukup untuk kebutuhan sehari-hari karena harga serbuk vanili sangat mahal,” katanya.

Layaknya tanaman merambat, vanili membutuhkan tajar, baik itu tajar hidup ataupun tajar mati. Tajar hidup dapat menggunakan tegakan tanaman lamtoro, pohon kelor, pohon waru dan lain-lain. Tajar hidup sekaligus berfungsi sebagai naungan vanili di saat musim kemarau.

“Sedangkan tajar mati bisa terbuat dari beton cor, galvalum, paralon, bambu, sabut kelapa, cocopit dengan kawat ram. Dengan tajar mati maka diperlukan paranet untuk mengurangi terik matahari atai kontak langsung dengan sinar matahari.

Media tanam vanili, kata Dandim, dapat menggunakan tanah dan bisa di campur dengan pupuk kompos atau organik. “Ada juga yang memakai cocopit, batu bata, dan atau pecahan genteng yang sudah tidak terpakai, yang intinya media tanam tersebut tidak mengandung air yang berlebihan yang akan membuat tanaman vanili terganggu,” katanya.

Baca Juga  Masjid Al Hidayah Dibangun di Halaman Makodim

Ditanya prospek ekonomi tanaman vanili, Dandim mengatakan, buah (polong) vanili basah harganya tahun lalu (2019) sekitar Rp250.000/kilogram. “Sementara vanili polong kering harganya hingga Rp3.000.000 per kilogram,” katanya. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Baca Juga

Alih Status, Dua Ribuan Wanita di Probolinggo jadi Janda

Probolinggo,- Kasus perceraian di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Sepanjang tahun 2023, Pengadilan Agama (PA) …