Pandemi Covid-19, Harga Garam Justru Meroket

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tak membuat petani garam di Kabupaten Probolinggo stop produksi. Sebaliknya, mereka tetap bekerja seperti biasa, sehingga distribusi komoditas bumbu dapur itu tetap tersedia.

Ketua Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera Suparyono menjelaskan, produksi garam semasa musim kemarau cukup baik. Bahkan, tidak hanya dijual ke pasar lokal, garam juga didistribusikan ke pasar luar daerah mulai dari Papua hingga ke Bali.

“Pengiriman tetap lancar, tidak terganggu sama sekali meskipun sedang pandemi virus korona. Harganya sekarang juga normal, bahkan naik ketika sudah dikirim ke luar pulau, seperti Papua dan Bali,” kata Suparyono, Sabtu (11/7/2020).

Meski tak ‘tersentuh’ pandemi dan harga garam naik, namun petani dibenturkan dengan minimnya hasil produksi. Sebab, proses kristalisasi garam tidak maksimal lantaran cuaca saat ini tidak terlalu baik, dimana terik matahari tidak maksimal.

“Produksinya sekarang agak terganggu, tetapi bukan karena pandemi, namun karena faktor cuaca,” jelas dia saat dikonfirmasi via jaringan seluler.

Harga garam ditingkat petani, sambungnya, saat ini terbilang tinggi. Saat garam dikirim keluar daerah, harga jualnya kisaran Rp 700-800 per kilogram, sementara di Kabupaten Probolinggo harga jual dipatok Rp 400-450 per kilogram.

“Memang wajar harga garam disini tidak sampai Rp 500 per kilogram. Beda jika dikirim ke luar daerah, harga jualnya bisa mencapai Rp 800 per kilogram. Sekali kirim, biasanya 20 sampai 30 ton,” ulas Suparyono. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Baca Juga  Tiket KA Mudik-Balik Lebaran di Daop 9 Jember Ludes Dipesan

Baca Juga

Bawang Merah Probolinggo Tersisih di Kalimantan, Ternyata ini Sebabnya?

Probolinggo,- Bawang merah asal Probolinggo dan sejumlah daerah di Jawa dikabarkan tidak bisa masuk ke Kalimantan …