Dari kiri, Sekum MUI Jatim H Ainul Yaqin, Ketum MUI Kota Probolinggo KH Nizar Irsyad dan Wawali HMS Subri. (P7.com/Ikhsan Mahmudi)

Wawali Minta MUI Ingatkan Jika Pemkot Salah

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pemkot Probolinggo berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo ikut mengawal jalannya pemerintahan. Bahkan, MUI diminta untuk tidak segan-segan mengarahkan dan mengingatkan jika langkah Pemkot Probolinggo salah.

Hal itu diungkapkan Wawali Probolinggo, HMS Subri saat seminar dan rapat kerja MUI Kota Probolinggo di aula SMAN 1, Minggu (28/4/2019). “MUI itu mitra pemerintah. Jangan ada anggapan, ulama yang berdekatan dengan umara sebagai persingkuhan. Kalau ulama jauh dengan pemerintah nanti juga disoroti,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketum MUI Kota Probolinggo, KH Nizar Irsyad. Dikatakan kedekatan MUI dengan Pemkot diwujudkan dengan menjalankan program kerja MUI. Program MUI pun mencakup bidang garap Pemkot Probolinggo dalam melayani masyarakat seperti, pengembangan masyarakat, pengembangan perekonomian umat, hingga pengkajian dan penelitian.

“Bahkan di MUI ada Komisi Hubungan Ulama dan Umara,” ujar KHI Nizar. Kemitraan kedua lembaga itu juga ditunjukkan dengan Pemkot yang mengucurkan dana untuk membiaya dana operasional MUI Kota Probolinggo.

SEKUM MUI Jatim, H Ainul Yaqin (kiri) saat seminar dan rapat kerja MUI Kota Probolinggo. (P7.com/Ikhsan Mahmudi)

Soal betapa bidang garapan MUI itu setara dengan yang dikerjakan pemerintah dibeber Sekum MUI Jatim, H Ainul Yaqin SSi MSi Apt dalam seminar bertajuk Penguatan Peran MUI sebagai Pengemban Kepemimpinan Umat Serta Pembimbing dan Pelayan Umat. “Karena itu mengapa di MUI berkumpul ahli dalam berbagai bidang ilmu. Soalnya, yang dihadapi MUI juga semua aspek kehidupan,” ujarnya.

Ainul mencontohkan, ihwal ketika MUI Jatim mengeluarkan fatwa soal air (sungai). “Bayangkan, air Kalimas di Surabaya yang merupakan hilir dari Kali Brantas yang menjadi bahan baku air minum warga Surabaya sudah tercemar,” ujarnya.

Tentu untuk menyikapi air yang tercemari di antaranya pembalut  (pampers) itu tidak cukup hanya melibatkan ulama ahli agama. “Tetapi juga melibatkan ulama di antaranya, ahli lingkungan hidup,” ujarnya.

Baca Juga  Nongkrong Saat Jam Sekolah, 12 Pelajar Diciduk Satpol PP

MUI, kata Ainul, juga dihadapkan masalah-masalah besar perekonomian bangsa Indonesia.  “Masalah ekonomi syariah, perbankan syariah misalnya, juga menjadi bidang garap MUI,” ujar pria kelahiran Jombang itu. (*)

 

 

Penulis: Ikhsan Mahmudi

Editor: Efendi Muhammad

Baca Juga

Seru! Ratusan Atlet Ramaikan Mahameru Open Roller Skate ke-3 di Lumajang

Lumajang,- Sekitar 300 peserta dari berbagai daerah meramaikan kejuaraan Mahameru Open Roller Skate ke-3 tahun …