Limbah Telan Korban, DLH: PG Lalai

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sistem pembuangan limbah 3 Pabrik Gula (PG) di Kabupaten Probolinggo, membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat geram. Sebab, selain mencemari lingkungan, limbah dari ketiga PG tersebut menelan korban jiwa. Padahal DLH sudah memberikan arahan agar pembuangan limbah abu ketel tak membahayakan.

Tiga PG yang disorot oleh DLH Kabupaten Probolinggo adalah PG Wonolangan Dringu, PG Sebaung Gending dan PG Padjarakan Pajarakan. Tiga pabrik dibawah naungan PTPN XI ini mendapat rekomendasi dari DLH sebelum, saat proses, dan pasca giling tebu, perihal pembuangan limbahnya.

“Ternyata masukan dan saran kami, tidak diperhatikan oleh ketiga PG ini. Akhirnya, timbullah malapetaka bagi warga sekitarnya. Atas kejadian itu, sudah pasti itu bentuk kelalaian dari PG,” papar Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Rachmad Waluyo, Kamis (1/11/2018).

Saran dari DLH, klaim Rachmad, tak hanya sekali namun sudah disampaikan berkali-kali. “Limbah ketel itu sebenarnya baik untuk tanaman, tapi buruk jika terkena manusia. Abu ketel itu kan ada unsur zat panasnya, apalagi sekarang dengan musim kemarau,” beber Rachmad.

Limbah abu ketel itu, menurutnya, bukan termasuk limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), sehingga lokasi pembuangan tidak perlu atas seizin pemerintah daerah. Dengan begitu, ketiga PG tidak perlu berdalih bahwa pembuangan limbah terhambat perizinan.

“Izin atau tidak, pihak PG seharusnya mempertimbangkan dampaknya pada warga sekitar. Jika sudah terjadi begini, sudah terbukti itu kelalaian dari PG,” tandas pejabat asal Kecamatan Kraksaan ini.

Diketahui, 3 PG di Kabupaten Probolinggo tengah disorot karena limbah ketel berdampak buruk bagi warga sekitar. Limbah PG Wonolangan Dringu menyebabkan seorang warga luka parah akibat terprosok kedalam kubangan limbah, yang tak disertai batas pengamanan, dua hari lalu.

Baca Juga  Perjuangkan P3K hingga Akses Internet, Guru Honorer Probolinggo Curhati Komisi X DPR-RI

Dampak lebih buruk ditimbulkan oleh limbah milik PG Sebaung Gending yang menewaskan seorang nenek yang terperosok saat hendak mengambil tali. Sedangkan PG Padjarakan di Pajarakan diprotes karena limbahnya menyebabkan polusi udara dan mencemari sungai. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

Sempat Mandek, Pembangunan Gedung Inspektorat Kota Probolinggo Bakal Dilanjutkan

Probolinggo,- Pembangunan gedung Inspektorat Kota Probolinggo yang sempat mandek pada tahun 2023 lalu, akan kembali …