Gerebek Warung di Pesisir Paiton, Polisi Jaring 3 PSK

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Tim Sabhara Polres Probolinggo mengobrak-abrik empat warung remang-remang di Pantai Pesisir Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Rabu (21/3/2018). Dari penggerebekan ini, polisi menjaring tiga wanita penghibur, yang diketahui merupakan pemain lama.

Tak seperti razia sebelumnya, kali ini petugas mendatangi warung tanpa mengenakan seragam dinas. Hal ini dilakukan, agar pergerakan petugas tidak terpantau disamping mencegah rencana penggerebekan itu bocor. Langkah ini terbilang jitu karena begitu tiba di lokasi, petugas berhasil mengamankan tiga wanita dari tiga warung. Sedangkan satu warung didapati tidak beroperasi.

Tiga wanita pekerja seks komersial (PSK) yang dijaring petugas adalah US (30) asal Dusun Jerebjeng, Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, TK (35) warga Desa Ranuagung Kecamatan Tiris, dan YL (32) yang beralamat di Desa Betek Kecamatan Krucil. Begitu ditangkap, mereka langsung dibawa ke Polres Probolinggo.

Kepala Sat Sabhara Polres Probolinggo AKP Istono menjelaskan, rata-rata wanita yang terjaring petugas memutuskan terjun ke dunia prostitusi karena mempunyai masalah keluarga, akibat bercerai dengan suaminya. Sejak berstatus janda itulah, mereka menjadi wanita penghibur karena terdesak kebutuhan ekonomi.

“Dalam pengakuannya, mereka menggeluti profesi ini sejak ditinggal oleh suaminya. Karena tidak ada pemasukan untuk kehidupan mereka setiap hari, mereka pun terpaksa meninggalkan rumah untuk menjadi pemuas nafsu lelaki di warung remang-remang,” kata Istono saat ditemui di kantornya.

Untuk langkah selanjutnya, pihaknya jelas Istono, akan memberikan mereka pembinaan dan menjatuhkan sanksi tipiring (tindak pidana ringan, red). “Mereka ini para pemain lama, tapi gak kapok-kapok meski sudah berulangkali terjaring. Jadi kami limpahkan saja ke pengadilan, supaya mereka jera,” imbuh Istono.

Salah satu wanita penghibur, TK, mengaku nekad terjun ke dunia asusila, selain terdesak oleh kebutuhan ekonomi juga karena trauma terhadap laki-laki. “Saya dua kali menikah, lah ditinggal terus. Saya kecewa sama laki-laki, gak apa-apa kerja begini meski penghasilan hanya Rp 100 ribuan per hari,” ratap wanita berkulit sawo matang ini. (*)

Baca Juga  Menjelang Lebaran, Maling kian Nekad, Uang Kotak Amal pun Diembat

 

 

Penulis : Mohammad Rochim

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

Nyaru jadi Jaksa, Guru Honorer Diringkus Polisi

Pasuruan,- Kejahatan berkedok profesi kembali terjadi. Kali ini, seorang oknum guru honorer di Surabaya berpura-pura …