Menu

Mode Gelap
Penutupan Jalur Gumitir, Satlantas Probolinggo Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kendaraan di Jalur Pantura Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh Diduga Ada Pungli Penahanan Ijazah, Puluhan Mahasiswa UPM Demo Penutupan Jalur Gumitir Berdampak ke Pengusaha Bus Probolinggo, Organda Berharap Penutupan Ditinjau Ulang Polisi Gendut di Pasuruan Tak Bisa Santai Lagi, Kini Wajib Olahraga

Lingkungan · 8 Okt 2018 10:10 WIB

Bisnis Esek-esek Masih Marak di Semampir, Warga Resah


					Bisnis Esek-esek Masih Marak di Semampir, Warga Resah Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Penutupan lokalisasi di kawasan Dusun Sampitan, Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo beberapa waktu lalu, rupanya tak cukup menenangkan warga. Warga masih resah karena sejumlah bisnis esek-esek di kawasan Kraksaan belum terjamah.

Informasi yang diperoleh, beberapa warung remang-remang di Kelurahan Semampir, yang ditengarai masih aktif menggeluti bisnis prostitusi. Hal ini membuat warga eks lokalisasi di Dusun Sampitan resah, kwatir bisnis haram itu kembali menggeliat di pemukimannya.

“Kalau disini sudah ditutup, tapi ada warung remang-remang di Kelurahan Semampir, yang kemarin tidak terjaring razia itu masih aktif. Meskipun tidak termasuk daerah kami, tapi kami juga khawatir,” kata Ketua RT dusun Sampitan Sumardi, Senin (8/10/2018).

Masih berlangsungnya bisnis esek-esek di Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, juga dibenarkan oleh Maryam (45) warga setempat. Ia menjelaskan bahwa ada beberapa lokasi prostitusi berkedok warung kopi, yang masih membuka bisnis esek-esek, terutama saat malam hari.

“Di selatan warung saya itu mas, ada dua warung yang masih ada PSK-nya. Kadang 1 PSK yang mangkal, kadang ada 2 orang PSK-nya. Biasanya buka malem, kalau mau kesini mending malam hari saja, kalau sekarang sepi,” ungkap pemilik warung kopi ini.

Sementara, saat ditanya apakah dirinya juga menyediakan wanita penghibur di warungnya, Maryam mengaku bahwa ia hanya menyediakan kopi dan minuman ringam lain, tanpa dilengkapi wanita penghibur atau Pekerja Seks Komersial (PSK).

“Tidak dibolehin sama anak saya mas, anak saya kebetulan mondok di pesantren. Katanya, mending penghasilan sedikit, yang penting dari hasil kerja halal,” tandas wanita paruh baya ini. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 177 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Penutupan Jalur Gumitir, Satlantas Probolinggo Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kendaraan di Jalur Pantura

24 Juli 2025 - 20:02 WIB

Diduga Ada Pungli Penahanan Ijazah, Puluhan Mahasiswa UPM Demo

24 Juli 2025 - 18:34 WIB

Penutupan Jalur Gumitir Berdampak ke Pengusaha Bus Probolinggo, Organda Berharap Penutupan Ditinjau Ulang

24 Juli 2025 - 18:04 WIB

MUI Lumajang Akhirnya Tegaskan Fatwa Haram terhadap Sound Horeg

24 Juli 2025 - 15:48 WIB

Dua Pegawai Terlibat Penjualan e-Pajak Tak Diproses Hukum, Ini Alasan Pemkab Lumajang

24 Juli 2025 - 14:52 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Pemprov Jatim Salurkan Bantuan Sosial Rp1,6 Miliar di Kota Pasuruan

23 Juli 2025 - 19:55 WIB

Kekerasan terhadap Anak di Pasuruan Masih Marak, Dukungan Psikologis Harus Diperkuat

23 Juli 2025 - 19:35 WIB

Trending di Sosial