Menu

Mode Gelap
Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen Berbahaya! 13 Kendaraan Jip Bromo Gagal Penuhi Standar saat Uji KIR Kebakaran Landa Gedung PT. Sorini Towa Berlian Corporindo, Tiga Pekerja Luka Bakar Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru Sebagian Jalur ke Bromo Diutup, via Ranupane Jadi Alternatif Utama Wisatawan

Sosial · 25 Sep 2025 19:32 WIB

BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen


					Kepala  Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi. (Foto: M. Abd Rozaq Mubarok).
Perbesar

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi. (Foto: M. Abd Rozaq Mubarok).

Jember,- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember mencatat, tingkat kemiskinan di wilayah tersebut tahun ini mengalami penurunan.

Persentase kemiskinan turun dari 9,01 persen pada 2024 menjadi 8,67 persen di tahun 2025 ini.

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, mengatakan bahwa meski penurunan tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi masyarakat.

“Secara absolut jumlah penduduk miskin turun dari sekitar 224 ribu menjadi 216 ribu orang,” ujar Tri, Kamis (25/9/25).

Menurut Tri, angka kemiskinan yang dirilis BPS merupakan hasil survei makro, bukan data individu. Penghitungan dilakukan melalui Susenas.

Caranya, dengan mengukur pengeluaran konsumsi rumah tangga, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan.

“Kalau ingin tahu siapa orangnya, itu bukan ranah BPS. Ada Dinas Sosial yang punya data by name by address melalui DTKS dan P3KE. Kami hanya menghitung persentase kemiskinan wilayah,” tegasnya.

Tri menambahkan, angka kemiskinan dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar. Jika pengeluaran per kapita berada di bawah Rp475 ribu per bulan, maka masuk kategori miskin.

“Angka itu adalah batas garis kemiskinan Jember berdasarkan hasil survei terakhir,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa garis kemiskinan tiap daerah tidak sama. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pola konsumsi, kondisi ekonomi, dan karakteristik daerah.

“Jember bisa berbeda dengan kota besar maupun kecil lainnya,” imbuh Tri.

Dengan capaian tersebut, BPS berharap penurunan angka kemiskinan di wilayah Jember dapat terus berlanjut.

“Angka ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran,” tutupnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 10 kali

Baca Lainnya

Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan

25 September 2025 - 20:09 WIB

Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru

25 September 2025 - 16:20 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

20 September 2025 - 13:28 WIB

Jembatan Beton Rp3,5 Miliar Gantikan Jembatan Bambu yang Ambruk

20 September 2025 - 12:49 WIB

Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Perawatan Korban Kecelakaan, Bupati Langsung Kunjungi RS

19 September 2025 - 18:53 WIB

Jalan Rusak Akibat Banjir Lahar, Warga Gondoruso Gotong Royong Lakukan Perbaikan

19 September 2025 - 12:51 WIB

Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim

18 September 2025 - 19:40 WIB

Innalillahi! HM. Buchori, Eks Wali Kota Probolinggo Dua Periode Meninggal Dunia

15 September 2025 - 15:04 WIB

Trending di Sosial