Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Budaya · 18 Mar 2023 11:48 WIB

Sambut Tawur Kesanga, Umat Hindu Lumajang Mulai Buat Ogoh-ogoh


					PERSIAPAN: Umat Hindu Lumajang mulai membuat ogoh-ogoh mendekati Hari Raya Nyepi. (foto: Asmadi) Perbesar

PERSIAPAN: Umat Hindu Lumajang mulai membuat ogoh-ogoh mendekati Hari Raya Nyepi. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Menyambut datangnya Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang mulai membuat ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh yang dibuat beraneka ragam dengan ukuran besar. Beragam ogoh-ogoh yang dibuat menggambarkan berbagai sifat jahat, sehingga bentuknya terlihat menyeramkan.

Proses pembuatan ogoh-ogoh membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sekitar dua minggu. Bahan dasarnya mayoritas styrofoam, lalu dibalut kertas semen.

Rata-rata, warga membutuhkan biaya sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta untuk membuat satu ogoh-ogoh berukuran besar. Biaya pembuatan ogoh-ogoh berasal dari patungan warga.

“Ini rangkaian persiapan menyambut datangnya Nyepi. Umat Hindu membuat ogoh-ogoh yang nantinya akan diarak keliling desa,” kata pembuat ogoh-ogoh di Pura Mandaragiri Semeru Agung Desa Senduro, Nyono, Sabtu (18/3/2023).

Biasanya, ogoh-ogoh dibuat oleh kalangan anak muda. Meski dengan alat se-adanya, namun para pemuda Hindu terlihat cukup piawai membuat ogoh-ogoh.

Warga bergotong royong membuat ogoh-ogoh di balai pura masing-masing. Model ogoh-ogoh biasanya berganti setiap tahun namun konsepnya tetap raksasa yang menyeramkan.

Dengan pewarnaan yang tepat, ogoh-ogoh terlihat seperti hidup. Tak hanya untuk warga dewasa, umat Hindu juga membuat ogoh-ogoh yang nanti akan diarak oleh anak-anak dengan bentuk yang lebih kecil dan ringan.

Selanjutnya, ogoh-ogoh akan diarak berkeliling kampung pada malam hari sebelum Nyepi, Selasa (21/3/23). Diiringi gamelan baleganjur, umat Hindu membawa ogoh-ogoh di jalan desa masing-masing.

Nyono menjelaskan, ritual ini disebut dengan tawur kesanga. Maknanya, membersihkan pengaruh buruk bagi umat Hindu sebelum memasuki puasa Nyepi.

“Ritual ini diakhiri dengan membakar ogoh-ogoh menjelang tengah malam. Lalu, seluruh umat Hindu akan menjalani puasa penuh 24 jam,” tuturnya menjelaskan.

Selama Nyepi, umat Hindu menghentikan seluruh aktivitasnya dan hanya berdiam diri di dalam rumah. “Puasa ini sebagai pertanda menyambut datangnya tahun baru Saka,” tutup Nyono. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 37 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Trending di Budaya