Menu

Mode Gelap
Dua Pelaku Pembacokan di Kos Mayangan Kota Probolinggo Ditangkap, Begini Tampangnya Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris Asyik! Pemkab Probolinggo Fasilitasi Kuliah Gratis plus Uang Saku di Unitomo Surabaya Dua Pekan, 1.320 Orang di Kabupaten Probolinggo Langsungkan Pernikahan Pria asal Tiris Dibacok Di Mayangan Probolinggo, Salah Sasaran? Toyota Avanza Warga Alassumur Kulon Probolinggo Terbakar, Kerugian Ratusan Juta

Lingkungan · 8 Jun 2022 19:03 WIB

Intensitas Hujan Tinggi, Penjual Bibit Tembakau Ketiban Berkah


					Intensitas Hujan Tinggi, Penjual Bibit Tembakau Ketiban Berkah Perbesar

Krejengan,- Curah hujan tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo, tak selamanya menjadi petaka bagi petani. Bagi para petani sekaligus pedagang bibit tembakau, cuaca buruk akhir-akhir ini justru membawa berkah.

Seperti yang disampaikan Misnaji (46) warga Desa Temenggungan, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengaku mendapat banyak keuntungan akibat buruknya cuaca beberapa hari terakhir ini.

Misnaji mengungkapkan, akibat cuaca buruk banyak tembakau yang baru ditanam mati akibat terendam banjir. Alhasil, petani kembali berburu bibit tembakau untuk kebutuhan tanam ulang.

“Gimana ya, kalau saya merasa alhamdulillah, karena usaha saya lancar, banyak petani yang mencari bibit untuk mengganti bibit yang rusak karena hujan ini,” ujar Misnaji saat ditemui di ladangnya, Rabu (8/6/22).

Meski mengaku mendapatkan keuntungan lebih, namun menurut Misnaji, ia juga merasakan dampak negatif akibat cuaca ekstrim selama ini. Salah satunya, perawatan bibit tembakau jadi lebih sulit.

“Ya kalau hujan ini jadi agak ribet perawatannya, karena ditumbuhi rumput, dan lagi kalau tidak ditutup plastik saat hujan itu, bisa-bisa benih tembakau tergerus, bahkan bisa mati,” papar dia.

Istri Misnaji, Sukaisih (41) menambahkan, perawatan bibit tembakau sejak penyemaian hingga siap tanam membutuhkan waktu selama 40 hari. Selama proses itu, bibit akan tumbuh dengan baik jika cuaca juga mendukung.

“Ya sekarang ini sudah empat kali penjualan, harganya per seribu bibit Rp 35 ribu, ada juga yang harganya Rp 40 ribu,” tutur Sukaisih. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Dinilai Rusak Lingkungan, DPRD Jember Desak Operasional Perusahaan Tambak Dihentikan

27 Mei 2025 - 18:07 WIB

Cuaca Ekstrem Hambat Perbaikan Tanggul Kebondeli, Pemerintah Prioritaskan Keselamatan Warga

25 Mei 2025 - 18:47 WIB

DPRD Sebut Ancaman Kerusakan Makin Parah, PT Kalijeruk di Lumajang Terbukti Langgar Administrasi

25 Mei 2025 - 09:15 WIB

Alih Fungsi Lahan 1.200 Hektar di Lumajang Ancam Banjir dan Krisis Air Bersih

23 Mei 2025 - 20:41 WIB

Trending di Lingkungan