Menu

Mode Gelap
Tanpa Riuh, Pemuda asal Tambakrejo Probolinggo Juarai Asian Muaythai Championship 2025 di Vietnam Pemilu Nasional dan Pilkada Dipisah, Tantangan Baru bagi Partai Politik Tersangka TKI Ilegal Akui Dapat Untung Rp2 Juta per Korban Polisi Sita Uang Rp24 Juta dalam Kasus Pengiriman TKI Ilegal di Pasuruan Olah TKP Pelemparan Bondet di Sumberejo Probolinggo, Polisi Terjunkan Anjing Pelacak Dituduh Punya Ilmu Santet, Lansia di Sumberejo Probolinggo Dilempari Bondet

Ekonomi · 22 Des 2020 13:35 WIB

Ekonomi Lesu, Perajin Mebel Tertolong Peti Jenazah


					Ekonomi Lesu, Perajin Mebel Tertolong Peti Jenazah Perbesar

BESUK-PANTURA7.com, Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang juga melanda Kabupaten Probolinggo, membuat sektor ekonomi lesu. Tak terkecuali bagi perajin mebel atau industri pengolahan kayu rumahan.

Seperti yang diceritakan Abdul Muni (64), perajin mebel asal Desa Alaskandang, Kecamatan Besuk. Menurutnya, pademi Covid-19 membuat omset usahanya anjlok.

Para pemesan mebeler seperti kursi, meja, lemari hias atau lemari pakaian, nyaris tidak ada sama sekali. Tidak hanya pembeli lokal, konsumen dari luar daerah pun seperti kompak stop pesanan.

Dikatakan Muni, sebelum pandemi Covid-19, tiap bulan ia selalu menerima pesanan dan mengirim berbagai macam produk mebel dari luar daerah. Seperti ke Madura, Surabaya, Jogjakarta, Malang, Jember, Banyuwangi, Lumajang hingga Sulawesi.

“Biasanya (yang dikirim) bangku, kursi dan lemari dengan harga produk yang bervariasi. Paling murah kami jual seharga Rp 2 juta sampai ke atas, tergantung permintaan pesanannya juga,” kata Muni kala ditemui di mebelnya, Selasa (22/12/2020).

Agar usaha rumahannya tidak gulung tikar, mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini pun mencari cara. Saat itulah ia melihat bahwa kebutuhan peti mati meningkat akibat tingginya pasien Covid-19 yang meninggal, sebagai peluang mengembalikan geliat usahanya.

“Saya mendapat informasi bahwasanya pasien Covid-19 yang meninggal, itu dikubur pakai peti. Kami kemudian berinisiatif membuat peti jenazah, lalu ditawarkan ke berbagai rumah sakit. Alhamdulilah, responnya baik,” ceritanya.

Pensiunan guru ini dibantu sejumlah karyawannya kemudian memutuskan untuk memproduksi peti jenazah sejak Oktober 2020. Selama itu pula hingga kini, ia telah mengirim sedikitnya 35 peti jenazah ke sejumlah rumah sakit.

“Alhamdulillah usaha kami terselamatkan pesanan peti ini, kami buat jika ada pesanan dari rumah sakit. Untuk harganya, mohon maaf itu rahasia demi menjaga kesepakatan yang telah terjalin dengan pihak rumah sakit,” ungkap pria 4 anak ini.

Humas RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Sugianto mengatakan, soal pemesanan peti jenazah, pihaknya memang memaksimalkan produk lokal daripada buatan luar daerah. Pertimbangannya, demi membantu memulihkan ekonomi masyarakat lokal.

“Pesanan peti, biasanya kami ambil dari produksi lokal. Karena kita ketahui sendiri, dampak pandemi bagi para pengusaha. Terlebih usaha mebel yang sudah tidak maksimal dalam memproduksi meja, kursi dan lainnya,” beber Sugianto. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 191 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Trending di Ekonomi