Menu

Mode Gelap
Kantor Jurnalis TV Lumajang Dibobol Maling, Sebuah Motor Amblas Prestasi Membanggakan, Siswi MA di Pasuruan Juara Satu Pencak Silat Internasional Resep Pupuk Organik KOPI Ubah Wajah Pertanian Lumajang 122 Perlintasan KA Tak Terjaga di Daop 9, 15 Kecelakaan Sudah Terjadi Sepanjang 2025 Ratusan Warga Berebut Gunungan Ketan dan Hasil Bumi di Festival Desa Darungan Pemotor di Kota Probolinggo Tabrak Truk, Satu Orang Meninggal Dunia

Berita Pantura · 3 Nov 2019 10:33 WIB

Pengiriman Solar Terlambat, Nelayan Probolinggo Kebingungan


					Pengiriman Solar Terlambat, Nelayan Probolinggo Kebingungan Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah nelayan di Kota Probolinggo mengaku resah terkait pasojan solar subsidi sebagai bahan bakar utama kapalnya. Bukan minimnya stok, namun keterlambatan pengiriman menjadi penyebab utama.

Hal itu terpantau PANTURA7.com pada Minggu (3/11) siang. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) yang bera area Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan (PPPM) mengalami kekosongan solar. 

Alhasil, sebagai alternatif nelayan pun harus menggunakan SPBU dengan menggunakan jeriken. Kondisi ini tentu menghambat mereka karena pengisian menggunakan jerijen terbatas.

Pengurus SPBUN PT Bintang Samudra Mayangan, Khoirul Anam mengatakan, saat ini stok solar di tempatnya untuk para nelayan tengah kosong. Pasalnya pengiriman dari Pertamina mengalami keterlambatan.

“Sejak Kamis lalu kami order solar subsidi namun hingga Minggu ini tak kunjung datang. Setelah kami konfirmasi memang banyak hal teknis,” ujar Khoirul saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan.

Biasanya ia pesan 16 ribu liter yang bisa datang selama dua kali dalam seminggu. Solar subsidi tersebut diperuntukkan kapal nelayan dengan bobot 30 GT ke bawah dengan jenis kapal purse seine.

Sesuai surat rekomendasi pembelian minyak solar oleh UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, hanya kapal purse seine saja yang boleh ambil di SPBUN. 

Sementara untuk kapal lain di atas 30 GT atau kapal cantrang tidak diperbolehkan. Setiap kapal dengan daya mesin 90 PK untuk 8 hari biasanya beli sebanyak 2.851 liter.

Per liternya, mereka bisa membeli dengan harga Rp5.150. Dalam sebulan kapal bisa empat kali pembelian di SPBUN.

“Karena jenis kapal purse seine ini tidak begitu banyak sehingga yang punya surat rekomendasi itu saja yang bisa beli,” tambahnya.

Salah satu nelayan, Didik Hariyanto akhirnya terpaksa harus membeli solar di SPBU. Namun ia harus rela dengan membeli dalam jumlah dibatasi.

“Minimal kan dua jeriken kalau beli, mau tidak mau ya keliling. Harapannya solar khusus nelayan ini segera ada biar tidak kebingungan,” ujar pria asal Mayangan ini.(*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

122 Perlintasan KA Tak Terjaga di Daop 9, 15 Kecelakaan Sudah Terjadi Sepanjang 2025

28 September 2025 - 15:53 WIB

PKB Sesalkan Wabup Jember Surati KPK, Desak Bupati-Wabup Duduk Bersama

26 September 2025 - 21:15 WIB

Zona Merah Ojol di Lumajang, Antara Nafkah yang Terhalang dan Rasa Takut di Lapangan

26 September 2025 - 16:33 WIB

Rp475 Ribu Per Kapita Tentukan Garis Kemiskinan di Jember

26 September 2025 - 15:11 WIB

Berbahaya! 13 Kendaraan Jip Bromo Gagal Penuhi Standar saat Uji KIR

25 September 2025 - 18:10 WIB

Pos Polantas Pasar Besar Kota Pasuruan Disulap Jadi Pos Kamling Jalan Raya

25 September 2025 - 13:20 WIB

Jember Jadi Daerah Paling Rawan, KAI Intensifkan Edukasi Keselamatan di Perlintasan KA

24 September 2025 - 20:03 WIB

Alun-alun Kota Probolinggo Punya Tender Baru, Targetkan Revitalisasi Rampung Desember

24 September 2025 - 17:56 WIB

Penerbangan Jember–Jakarta Terwujud, Gus Fawait: Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi

23 September 2025 - 18:12 WIB

Trending di Regional