Menu

Mode Gelap
Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru Polisi Ringkus Tiga Terduga Pembunuh Korban yang Ditemukan di Sungai Pasuruan Menatap Masa Depan Lumajang Melalui Lensa Anak Muda Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

Lingkungan · 17 Jan 2019 09:06 WIB

Musim Hujan, Pengusaha Ikan Asin Kalangkabut


					Musim Hujan, Pengusaha Ikan Asin Kalangkabut Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Memasuki musim penghujan, tak semua kalangan merasa diuntungkan oleh redupnya panas dari langit. Seperti para pengusaha ikan asin di Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo yang mengaku, proses produksi  (penjemuran) terhambat.

Yeni (36), salah satu pengusaha ikan asin mengatakan, produksi ikan asin andalannya tidak akan mencapai proses yang sempurna jika pada proses penjemuran sering diguyur hujan. Pasalnya, usaha yang mereka jalani ini masih dengan cara yang tradisional yang mengandalkan teriknya sinar matahari.

Di musim panas, ikan asin biasanya kering dalam waktu dua hari penjemuran. Kini, di musim hujan, semakin lama prosesnya yakn, lima hari penjemuran. Selain lebih lama, hasilnya kurang sempurna. Sehingga tak hanya kualitas produksi yang menurun, omset penjualan ikut turun.

“Musim hujan ini menjadi bencana bagi kami, soalnya produksi ikan asin kami terganggu. Omsetnya pun berkurang 30 persen, dari Rp 30 juta menjadi Rp 20 juta. Apalagi kami masih mengeluarkan biaya tambahan yaitu membayar penjaga ikan yang sewaktu-waktu memindahkan ikan ketika hujan,” kata Yeni Kamis (17/1/2019).

Tiap harinya ia harus membayar Rp 25 ribu untuk seorang penjaga ikan asin yang dikeringkan di depan rumahnya. Sementara ada limq orang yang bertugas menjaga ikan asinnya dari gangguan hujan. Untuk meminimalisasi kerugian,  ia menaikkan harga ikan asinnya sebesar Rp 10 ribu, dari Rp 30 ribu menjadi Rp 40 ribu rupiah per kilogram.

“Dari penjaga ikan asin aja sudah ada tambahan biaya. Ini yang membuat kami sedih apalagi proses pengiriman semakin lama karena menunggu kering,” tambah Yeni.

Bahkan tak jarang ikan asin yang terlalu lembab dan susah kering menjadi busuk dan berulat.  Hal ini disampaikan Liami (34) penjaga ikan asin milik Yeni. Ia yang seharian penuh menjaga harus waspada jika air hujan turun.

“Ya lama keringnya bahkan ada yang busuk dan berulat. Ya kita buang agar hasil ikannya bagus,” sebut Liami.

Dalam setiap harinya ia menjaga hampir 2 ton ikan asin kering. Jika kering biasanya ikan asin dijual dan dikirim ke Banyuwangi dan Jember. (*)

 

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan

20 Juli 2025 - 18:33 WIB

Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal

20 Juli 2025 - 18:15 WIB

Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru

20 Juli 2025 - 17:14 WIB

Peduli Gempa Tiris, Bupati Gus Haris Tinjau Langsung dan Salurkan Bantuan

20 Juli 2025 - 08:22 WIB

Musik Keras Sound Horeg, Hiburan apa Gangguan? ini Kata Pakar Psikologi

18 Juli 2025 - 20:42 WIB

Sound Horeg Kontroversial: Dari Genteng Jatuh hingga Ekonomi Bangkit

18 Juli 2025 - 15:32 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Investigasi Tuntas, PWI Probolinggo Raya: Tidak Ada Pelanggaran Etik Jurnalis saat Penyegelan Miras di Kraksaan

18 Juli 2025 - 13:33 WIB

Serapan Gabah Lampau Target Nasional, Pemkab Jember Bagikan Beras kepada Warga Pra Sejahtera

18 Juli 2025 - 08:04 WIB

Trending di Sosial