Jakarta,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) diprediksi bakal bergabung dengan Partai Gerindra setelah masa jabatannya berakhir. Asumsi menguat melihat kedekatan Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra saat ini, Prabowo Subianto.
Namun, Pakar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat memiliki pandangan lain. Menurutnya, prediksi tersebut masih terlalu dini dan belum memiliki dasar yang kuat.
Cecep menyebut bahwa meskipun hubungan Jokowi dan Prabowo sedang mesra-mesranya, namun belum ada indikasi jelas yang menunjukkan bahwa Jokowi akan bergabung dengan partai berlambang kepala Garuda tersebut.
“Banyak yang berpendapat hubungan ini lebih pada diplomasi politik dan membangun aliansi daripada langkah Jokowi untuk menjadi kader partai tertentu,” ujar Cecep dalam wawancara di Jakarta, Minggu lalu.
Spekulasi mengenai manuver Jokowi bergabung ke Partai Gerindra semakin mengemuka setelah Sekjen DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan kebanggaannya saat Jokowi hadir dalam acara Apel Kader Partai Gerindra, 31 Agustus lalu dengan balutan pakaian serba putih.
Kemeja safari putih dengan empat saku dibagian depan, selama ini identik dengan Prabowo Subianto. Kemeja itu kembali dipopulerkan Prabowo setelah sebelumnya menjadi pakaian khas Presiden pertama RI, Soekarno.
Dalam kesempatan itu, Muzani bahkan mengaitkan pilihan pakaian Jokowi dengan pernyataan bahwa cinta terakhir akan bersemi di hati Jokowi.
Namun, Cecep menilai pernyataan tersebut lebih merupakan bentuk diplomasi politik dan bukan indikasi resmi bahwa Jokowi akan bergabung dengan Partai Gerindra.
Menurut Cecep, Jokowi dalam kapasitasnya sebagai kepala negara memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan semua partai politik. Salah satu cara yang ia gunakan adalah menyesuaikan warna pakaian dengan warna khas partai yang ia hadiri.
Contohnya, ketika menghadiri Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Jokowi tampak mengenakan kemeja berwarna kuning, warna khas Golkar. Begitu pula, ketika menghadiri acara pembukaan Kongres Ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN), ia mengenakan kemeja biru, warna yang melambangkan PAN.
“Ini sebenarnya untuk memperlihatkan bahwa Jokowi dekat dan juga menjadi bagian dari semuanya. Jadi, bukan serta-merta dia menjadi kader Partai Gerindra,” ulas Cecep.
Terkait dengan pujian yang beberapa kali dilontarkan oleh Prabowo Subianto kepada Jokowi dalam acara Apel Kader Gerindra, Cecep menganggap hal tersebut sebagai bentuk komunikasi politik yang menunjukkan adanya hubungan baik diantara keduanya.
Namun, lagi-lagi Cecep menegaskan bahwa hal ini tidak serta merta menjadi indikator Presiden Jokowi akan bergabung dengan Partai Gerindra.
“Pujian tersebut lebih pada menunjukkan kepada publik bahwa mereka memiliki hubungan kerja sama yang baik. Ini adalah komunikasi politik yang disampaikan kepada publik,” tambah Cecep.
Mengenai masa depan politik Jokowi setelah masa jabatannya berakhir pada 2024, Cecep meyakini bahwa Jokowi telah memiliki exit plan, yang sejauh ini masih misterius.
“Jokowi pernah menyatakan akan pulang kampung, namun dengan berbagai aktivitas yang ia miliki, kemungkinan besar ia tidak akan benar-benar pulang kampung. Mungkin saja ia akan mengambil peran lain, seperti menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) atau peran penting lainnya,” urai Cecep. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra