KARHUTLA: Bukit Teletubbies Bromo terbakar diduga akibat nyala flare dari PRE&wed pengunjung. (foto: istimewa)

Kemarau, Pemadaman Karhutla di Bromo Tidak Bisa Andalkan Hujan

Probolinggo – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bromo yang diakibatkan penggunaan flare saat sesi foto prewedding, masih terjadi di sejumlah titik. Karena saat ini masih musik kemarau, serta rendahnya curah hujan maka pemadaman tidak dapat mengandalkan alam (hujan).

Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Probolinggo, Moh. Zubaidullah mengatakan, prakiraan cuaca untuk curah hujan di Jawa Timur, khususnya Probolinggo masih rendah, berada di angka 0-50 mm. Atau lebih rendah dari angka menengah curah hujan yang terjadi yakni, 101-300 mm.

“Dengan prediksi dan angka tersebut maka turunnya hujan sangat kecil, sehingga sangat berdampak terhadap kebakaran di Gunung Bromo,” ujarnya.

Dengan kecilnya curah hujan, maka tidak dapat mengandalkan alam. Pemadaman harus dilakukan secara manual dengan tenaga manusia.

Selain itu, sejumlah titik tidak dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan pengangkut air untuk memadamkan kebakaran. Hingga saat ini petugas gabungan terus berupaya memadamkan api secara manual di beberapa titik.

“Kami berharap kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap menjaga alam agar terhindar dari bencana baik kebakaran hutan, hingga bencana lain,” imbuhnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Baca Juga  Petani Tembakau Tak Nikmati Subsidi Pupuk, HKTI Probolinggo Bahas DBHCT di Kantor DPRD

Baca Juga

Magma Gunung Semeru Kian Mendidih, Terjadi 10 Kali Gempa Letusan dalam 6 Jam

Lumajang,- Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, hari ini Rabu (8/5/24), mengalami empat kali erupsi dan …