Menu

Mode Gelap
Razia Gabungan di Gending, Satpol PP Probolinggo Sita 3.819 Botol Miras Pemkab Lumajang Fokus Perbaiki Indikator KKS untuk Wujudkan Kabupaten Sehat yang Nyata Kasus Pengeroyokan Pedagang Es Krim oleh Satpol PP Lumajang Masih Bergulir, Polisi Dalami CCTV Polisi Susun Strategi Baru Tertibkan Tambang Pasir Ilegal di Lumajang Disatroni Perampok, Motor dan Perhiasan Petani di Krucil Raib Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember

Pendidikan · 20 Jun 2021 15:39 WIB

Serunya Anak-anak Desa di Krejengan, Belajar Sambil Menikmati Alam


					Serunya Anak-anak Desa di Krejengan, Belajar Sambil Menikmati Alam Perbesar

KREJENGAN,- Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda Kabupaten Probolinggo berdampak pada semua sendi kehidupan. Menyikapi pandemi, pemuda di Dusun Curah Kates, Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan punya terobosan Teras Belajar Ceria (Teberia).

Uniknya, terobosan yang sudah berjalan sejak sebulan terkahir itu dilakukan di alam terbuka di desa sekitar setiap akhir pekan. Dengan program belajar mengajar ketika anak-anak sudah jarang bersentuhan langsung dengan para guru di sekolahnya masing-masing karena masa pandemi Covid-19.

Ketika jurnalis PANTURA7.com mendatangi lokasi proses pembelajaran Teberia, sekitar 50 anak dari desa setempat sangat antusias mengikuti program itu. Keunikannya, selain pembelajaran tatap muka itu tidak formal, puluhan anak-anak tidak hanya mendapat pelajaran. Mereka juga bisa menikmati suasana alam sekitarnya.

Belajar sambil menikmati suasana alam agar tak muluk-muluk jenuh dan bosan. Puluhan anak tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK) itu harus melewati sungai sekitar untuk sampai ke tempat belajarnya.

Meski begitu, tak tampak raut ketakutan di wajah imut mereka.

Begitu pula saat proses belajar mengajar berlangsung, meskipun dengan alat seadanya, seperti papan tulis kecil dan spidol, serta beralaskan daun kering pohon kesambi. Mereka tetap terlihat kompak dan ceria menikmati pelajaran yang diberikan.

Ketua Asosiasi Pemuda Inspiratif Curahkates, Samiudin mengatakan, terobosan belajar di alam terbuka tepatnya di hutan rimba lestari milik perhutani bermula ketika anggota komunitasnya merasa selama pandemi Covid-19 melanda, tak sedikit anak-anak berkurang menyerap ilmu pengetahuan di sekolahnya.

Sehingga, kata dia, anggota komunitas berjumlah 30 orang itu berinisiatif membuat terobosan dengan cara berbeda. Agar, anak-anak tetap merasa asyik dan tidak bosan maka belajar di alam terbuka solusinya. Alhasil, setiap proses pembelajaran tak pernah kurang dari 50 anak yang hadir setiap pekannya.

“Kami anggota komunitas berasal dari Desa Opo-opo semuanya. Begitu pula dengan anak-anaknya ini juga berasal dari Dusun Curahkates. Program kita memang sekolah alam, karena pandemi ini sangat lama, sehingga dampaknya pendidikan di daerah kami merosot,” kata Samiudin, Minggu (20/6/2021).

Sehingga, lanjut Samiudin, komunitas kemudian mencari inovasi agar kirianya anak-anak di dusun sekitar tetap bisa menyerap ilmu tapi dengan terobosan berbeda di luar sekolah. Sekiranya, selain mengikuti pelajaran, mereka juga bermain sehingga tidak merasa tertekan ataupun jenuh.

MENYEBERANG : Terlihat anak-anak dari Dusun Curah Kates, Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan menyeberang sungai, sebelum mengikuti proses belajar teberia. (Foto : Moh Ahsan Faradisi).

“Hemat kami, belajar sambil bermain itu bisa lebih terserap edukasi yang kita datangkan ke mereka. Meski harus melewati sungai dengan jarak tertentu dari rumah, alhamdulilah terbiasa karena memang sudah berjalan sejak satu bulan, tapi tetap kami awasi saja ketika lagi menyeberang,” ungkap Samiudin.

Penikmat Terobosan Teberia, Moh Bayu Pratama mengatakan, belajar di alam terbuka jauh berbeda jika dibandingkan dengan belajar di kelas. Sebab, selain tidak cepat bosan dan jenuh, belajar sambil menikmati suasana sejuk itu meski tetap harus fokus juga tetap bisa bermain sama-sama teman sebayanya.

“Iya, tidak bosan kalau belajar di sini, tidak takut juga kalaupun harus lewat sungai. Senang sekali belajar di sini. Kalau cita-cita saya ingin jadi polisi,” tutur bocah yang saat ini duduk di bangku kelas 5 SD itu sambil tersipu malu.

Sementara itu, Kepala Desa Opo-opo, Didik Sugianto mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi adanya terobosan kepada anak-anak sekitar dari warganya sendiri. Oleh karenanya, pemerintah desa siap memfasilitasi apapun yang dibutuhkan agar program itu terus berjalan.

 

“Memang kita akui, karena faktor pandemi ini, sebagai warga negara yang baik tentunya tetap mengikuti semua anjuran pemerintah dan dengan adanya terobosan ini, kami bersyukur karena masih ada yang peduli dalam segi pendidikan. Oleh karena itu kami selaku pemerintah desa selalu siap memfasilitasi,” tutur Didik.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sebulan Lagi Beroperasi, Mensos Gus Ipul Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo

14 Mei 2025 - 20:29 WIB

Tinggal di Area Toilet Umum, Calon Siswa Sekolah Rakyat Dikunjungi Mensos

14 Mei 2025 - 15:36 WIB

Meski Dilarang Bupati, SMPN 1 Winongan Rencanakan Study Tour ke Bali, Kadisdikbud Akan Beri Sanksi Jika Tidak Patuh

10 Mei 2025 - 15:12 WIB

Inovasi Pendidikan di Jember-Lumajang, Kawendra Lukistian Berkomitmen Kembangkan Potensi Lokal

6 Mei 2025 - 15:22 WIB

Didampingi Gus Haris, Gubernur Khofifah resmikan SMKN Sukapura di Probolinggo

3 Mei 2025 - 18:10 WIB

Kunjungan Industri Dinilai Penting Bagi Siswa SMK, ini Beberapa Alasannya

2 Mei 2025 - 18:55 WIB

Ngebut! Pemkot Probolinggo Siapkan 4 Rombel Sekolah Rakyat

30 April 2025 - 23:44 WIB

Tingkatkan Akses Pendidikan bagi Warga Kurang Mampu, Pemkab Jember Bangun Dua Sekolah Rakyat

29 April 2025 - 18:55 WIB

Bersih-bersih Dokumen, Cabdin Jember Kirimkan Ijazah ke Rumah Alumni

28 April 2025 - 19:12 WIB

Trending di Pendidikan