Perajin Rotan di Kanigaran, Bertahan dari Modernisasi dan Pandemi

KANIGARAN-PANTURA7.com, Kerajinan berbahan rotan di Kota Probolinggo mulai menghilang seiring perkembangan zaman. Namun, ada salah satu perajin yang tetap bertahan meski produk kerajinan mulai ditinggalkan.

Salah satunya Achmad (60), perajin rotan di Gang Aruman Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran. Ia mengaku sudah menjadi pengrajin rotan sejak 30 tahun silam.

Dikatakannya, kerajinan yang ia tekuni merupakan mata pencaharian utama keluarga, yang telah berlangsung turun temurun.
 
“Kala itu bersama ibu dan adik-adik, merupakan usaha yang turun temurun namun waktu itu masih sebatas rotan yang masih original tanpa tersentuh bahan lain,” ujar Achmad saat ditemui oleh PANTURA7.com, Minggu (4/10/2020).

PERAJIN ROTAN : Kerajinan rotan sudah ditekuni sejak lama merupakan mata pencaharian. (Foto : Abd. Ghoni).

Meski zaman terus berubah, tetapi karena keuletannya dan rasa kebanggaan Achmad sebagai penerus kerajinan tradisional di zaman modern ini, membuatnya bertahan menjadi pengerajin rotan hingga sekarang.

“Saya mampu bertahan karena saya memiliki niat dalam hati agar kerajinan anyaman rotan yang merupakan kearifan lokal, harus dikembangkan. Intinya budaya ini jangan sampai punah,” imbuhnya.

Achmad menjelaskan, awalnya ia terdorong menjadi pengrajin untuk membantu orang tua menambah biaya hidup bagi keluarga. Maklum saja, hidup di zaman itu dengan anggota keluarga yang banyak, membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit.

Ahmad dan keluarganya, juga sangat yakin bahwa kerajinan tangan tersebut amat prospek ke depannya. Namun saat awal produksi, tidak dipungkirinya peminat produk dari rotan masih sedikit.

“Terbukti saat ini yang datang ke tempat saya ada saja. Baik itu membuat kursi rotan maupun memperbaiki kursi spon dengan rotan. Juga banyaknya permintaan dari dalam dan luar daerah,” ujar dia.

Saat awal masa pandemi, menurut Ahmad,  omsetnya sempat menurut. Namun seiring berjalannya waktu, kerajinan manual ini kembali menggeliat.

Baca Juga  Timun Suri Buah Favorit untuk Berbuka Puasa

“Biaya untuk memperbaiki kursi rotan dimulai dari Rp600 ribu hingga Rp2 juta, tergantung besar kecilnya ukuran kursi yang mau dianyam,” pungkas Ahmad. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Baca Juga

Alih Status, Dua Ribuan Wanita di Probolinggo jadi Janda

Probolinggo,- Kasus perceraian di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Sepanjang tahun 2023, Pengadilan Agama (PA) …