Scuba dan Buff Dilarang, ini Jenis Masker yang Dianjurkan

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Masker Scuba dan Buff dinilai tidak efektif untuk menekan penyebaran virus korona. Bahkan dua jenis masker yang sejatinya lebih ‘fashionable’ itu, kini sudah dilarang untuk digunakan.

Padahal, menggunakan masker selama pandemi Covid-19, dapat menghambat penularan virus hingga 70 persen. Dengan demikian, maka masyarakat harus selektif dan cermat dalam memilih serta menggunakan masker.

“Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo meminta masyarakat bisa menilai dan mengetahui jenis masker yang harus dipakai,” kata Jubir Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr. Dewi Vironica.

Dengan memakai masker yang tepat dengan cara yang benar, terutama saat berada diluar rumah, maka menurut dr. Viro, penularan Covid-19 bisa ditekan hingga 100 persen.

“Saat ini beberapa daerah sudah menerapkan larangan pemakaian masker scuba dan buff. Sebenarnya kenapa sih pemerintah melarang masker jenis ini? Sahabat sehat, yuk kenali jenis masker yang kita pakai,” ajaknya.

Jenis-jenis Masker

Masker Scuba dan Buff; Masker jenis ini lebih fashionable, namun menurut dr Viro, masker ini hanya mampu menyaring debu dan bakteri 5%, dan tidak dapat menyaring virus. “Keunggulan masker ini, harga terjangkau dan dapat dicuci,” tuturnya.

Masker Kain; Dikatakan dr Viro, masker kain yang direkomendasikan oleh WHO adalah masker yang terbuat dari bahan katun 2-3 lapis. Masker kain 2 lapis mampu menyaring bakteri dan debu sampai 50%, tapi tidak mampu menyaring virus.

“Keunggulannya, mudah dicuci dan dapat dibuat sesuai dengan motif warna yang kita mau. Bahan yang digunakan untuk masker kain juga harus diperhatikan, karena bahan dapat menyebabkan iritasi. Misalnya orang tersebut memiliki riwayat alergi dan memakai masker berbahan nylon maka dapat menyebabkan batuk, pilek bahkan sesak nafas karena reaksi alergi,” tuturnya.

Baca Juga  Terkait Obat Raniditine, Petugas Gabungan Razia Apotek di Probolinggo

Masker Karbon Aktif; Dikatakan dr Viro, masker ini dapat menyaring debu dan bakteri sampai 50%, menyaring debu mikro partikel serta polusi kendaraan bermotor yang mengandung toksin. “Namun kemampuan menyaring virus hanya 10 persen,” ungkap dia.

Masker Bedah; Masker bedah lebih sering digunakan oleh tenaga medis karena memiliki risiko tertular dan menularkan saat berhadapan dengan pasien. Masker bedah dapat menyaring debu dan bakteri sampai 80%, dapat menyaring virus sampai 95%.

Terakhir, Masker KN 95; Masker ini memiliki kemampuan menyaring dan melindungi lebih, bisa menyaring debu dan bakteri sampai 100% dan efektif menyaring virus sampai dengan 95%. Memiliki kawat dibagian hidung sehingga lebih nyaman dan mencegah masuknya bakteri.

“Pemilihan jenis masker ini dapat menurunkan transmisi virus dengan syarat masker yang kita pakai tepat sasaran, tepat bahan dan tepat cara pemakaiannya. Pemakaian masker dapat mencegah penyebaran apabila dilakukan dengan protokol kesehatan,” tandas dr. Viro. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Baca Juga

Seribuan Kasus DBD di Kab. Probolinggo jadi yang Tertinggi di Jatim

Probolinggo,- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo terbilang cukup banyak. Sepanjang tahun ini …