Nestapa Jumari, Terserang Penyakit Aneh, Terlantar di Perantauan

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Nasib malang menimpa Jumari (31) warga Desa Brabe, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo. Pria yang bekerja sebagai tukang bangunan ini justru terserang penyakit aneh dan sulit disembuhkan saat tengah merantau di wilayah Kalimantan Barat.

Informasi yang dihimpun, Jumari bekerja di Kalimantan Barat sejak awal tahun 2018 silam. Berbekal pengalamannya sebagai tukang bangunan, ia nekad merantau ke Pulau Borneo dengan harapan mampu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Namun, asa indah Jumari tak sesuai kenyataan. Nasibnya mulai suram sejak awal tahun 2019. Bermula saat Jumari memancing ikan di sebuah sungai, tak jauh dari tempatnya bekerja. Sepulangnya dari memancing, lambat laun ada kelainan pada kulit tubuh Jumari.

“Kata teman kerjanya disana (Kalimantan Barat, red) ada sebuah pohon beringin besar yang dikenal angker oleh warga sekitar. Nah Jumari ini bertindak tidak wajar ke pohon beringin itu disela-sela dia memancing,” kata kerabat Jumari, Bad Kamal (26), Sabtu (16/2/2019).

Kelainan pada tubuh Jumari kian menjadi. Kulit tubuh pria berkulit sawo matang itu mengelupas seperti tersiram panas. Selain itu, terdapat bercak-bercak kemerahan, terutama di bagian punggung. Penyakit ini membuat Jumari lemas dan tak bisa beraktifitas normal seperti biasanya.

“Teman se-kontrakannya, sudah membawa Jumari berobat ke rumah sakit di sana, tapi tidak membuahkan hasil. Ketika dibawa ke ‘orang pintar’, dikatakan bahwa penyebab sakitnya itu karena hasil dari perlakuan dia ke pohon bringin,” Bad menjelaskan.

Hingga saat ini, Bad menambahkan, Ia dan sejumlah relawan atas persetujuan keluarga tengah berusaha untuk memulangkan Jumari dari Kalimantan Barat ke rumahnya. Segala cara akan ditempuh agar pahlawan rumah tangga itu bisa kembali ke kampung halamannya sesegera mungkin.

Baca Juga  Diduga Korsleting Listrik, Rumah Warga di Puspo Terbakar

“Kasihan orang tuanya, apalagi kondisi ekonomi keluarganya memang benar-benar dibawah rata-rata. Untuk makan saja masih pontang panting kerja ke sana ke mari, apalagi biaya untuk memulangkan anaknya,” tutur Bad.

Nasib Jumari, menurut Bad, kian lengkap karena instansi tempat ia bekeja justru cuci tangan. Alhasil, biaya perawatan medis Jumari yang saat ini dirawat di sebuah rumah sakit di Pontianak, ia tanggung sendiri. Sementara kondisi kesehatan Jumari kian memburuk.

“Sekarang penyakitnya itu mengeluarkan bau kurang sedap, bahkan ada luka yang sudah digerogoti ulat,” jelasnya.

Jika nantinya berhasil dipulangkan, imbuh alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini, ia berharap ada dermawan yang bersedia membantu proses pengobatan Jumari. “Rumah sakit di Kalimantan Barat, sudah tidak sanggup mengobati penyakitnya. Harapan saya, nanti ada uluran tangan yang membantu biaya pengobatan lanjutan setibanya di rumahnya,” pungkas dia. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Baca Juga

Pasca Banjir Lahar Hujan Semeru, 8 Jembatan Rusak, Warga Kembali Dievakuasi

Lumajang,- Sebanyak 32 Kepala Keluarga (KK) yang berada di Dusun Krajan, Desa Sumberurip, Kecamatan Prononjiwo …