Polres Probolinggo Ciduk 7 Penantang Tuhan Asal Gading

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Tujuh pemuda asal Dusun Rabunan RT/5 RW/3, Desa Batur, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, diciduk Tim Cyber Crime Polres Probolinggo. Mereka diringkus lantaran melanggar pasal 156 A, terkait penistaan agama.

Ketujuh pemuda yang ditangkap polisi itu, masing-masing adalah KL (20), ZL (25), BD (24), AD (23), MM (22), AM (17), dan SA. (23). Mereka merupakan satu kolompok yang tergabung dalam jamaah hadrah Al-Aziz. Selain menciduk tujuh pemuda, polisi juga menyita barang bukti berupa 8 sweater.

Wakapolres Probolinggo, Kompol Ali Rachmat mengatakan, ketujuh pemuda itu terbukti bersalah karena melanggar pasal 156 A tentang penistaan agama. Indikasi penistaan agama itu dilakukan dengan tulisan pada sweater yang bertuliskan ‘Restorasi Jati Diri Pemuda Tak Bertuhan, TUHAN PUN AKU TANTANG’.

“Ini sudah jelas merupakan sebuah pelanggaran undang-undang yang disengaja. Mereka juga mengunggah pakaian itu di media sosial ‘facebook’. Dampaknya, menimbulkan multi tafsir dan keresahaan di masyarakat,” kata Ali Rachmat, Selasa (5/6/2018).

Sekretaris MUI Kab. Probolinggo, M Yasin, menunjukkan sweater yang berisi penistaan kepada para pelaku. (maf)

Untuk proses hukum selanjutnya, jelas Ali Rachmat, pihaknya akan menyerahkan penistaan agama itu kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo. Sebab, selain lebih faham soal penistaan dalam agama, MUI menurut Wakapolres, merupakan pihak pelapor.

“Ancaman hukumannya 5 tahun penjara, namun kami akan serahkan kepada MUI Kabupaten Probolinggo. Jika nantinya MUI meminta kasus ini diangkat, maka kami sebagai penegak hukum tentunya akan proses sesuai hukum yang berlaku,” papar Wakapolres.

Sadar kreatifitasnya berbuntut hukum, ketujuh pemuda ini pun meminta maaf. Mereka mengaku menyesal telah membuat tulisan yang cenderung menista agama. Meski demikian, mereka mengklaim bahwa sweater yang dihargai sebesar Rp 80 ribu itu hanya untuk memotivasi agar mereka memperbaiki diri.

Baca Juga  Lapuk dan Diguyur Hujan, Rumah Ambruk

”Tidak ada dalam fikiran kami untuk melakukan penistaan agama, itu kami tulis karena kami ingin kembali ke jalan yang benar saja. Karena selain kami orang pegunungan, kami juga sempat mempunyai moral yang buruk sehingga kata ‘RESTORASI’ itu bagi kami untuk pemulihan diri kami kembali ke jalan yang benar,” terang Zainullah, salah sau pelaku. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhamad

Baca Juga

Polisi Bongkar Praktik Prostitusi di Tretes Pasuruan, 4 Wanita Muda Dijaring

Pasuruan,- Jajaran Polsek Prigen bongkar praktik prostitusi ilegal yang terjadi di sebuah villa di kawasan …