Menu

Mode Gelap
Wali Kota Pasuruan Susur Sungai, Disangka Cari Balita Hilang Gubernur Khofifah Bagi-bagi Duit di Probolinggo, Nilai Total Rp 10 Miliar Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup Cemburu Buta Latarbelakangi Pembacokan di Rumah Kos Mayangan Kota Probolinggo Susuri Sungai Gembong, Wali Kota Pasuruan Lakukan Analisis Potensi dan Permasalahan Lingkungan Kunjungan Wisata Meningkat, Pemkab Pasuruan Genjot Target PAD Wisata

Ekonomi · 1 Agu 2024 19:57 WIB

Plasi Cekik Petani Ditengah Anjloknya Harga Bawang Merah di Probolinggo


					MELIMPAH: Hamparan bawang merah tengah dijemur pedagang di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

MELIMPAH: Hamparan bawang merah tengah dijemur pedagang di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Turunnya harga bawang merah di Probolinggo membuat petani kelabakan. Selain harga yang rendah, petani juga menghadapi angka plasi yang tinggi untuk setiap penjualan bawang merahnya.

Plasi atau pemotongan timbangan di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo saat ini sudah mencapai 16 hingga 18 persen per satu kuintalnya.

Sejatinya beberapa waktu lalu, angka plasi telah disepakati maksimal 10 persen. Namun dalam perjalanannya, kesepakatan ini tak lagi dijalankan, bahkan cenderung memberatkan petani.

Petani bawang merah, Sutaman menyebut, plasi yang tinggi ini biasanya diterapkan saat harga bawang merah sedang murah seperti saat ini.

Kemudian plasi tersebut diterapkan saat ppembeli atau tengkulak membeli bawang merah dengan cara dibayar tunai (cash).

“Dengan plasi yang tinggi mencapai 16 hingga 18 persen, maka pembeli akan mendapat 16 hingga 18 kilogram per satu kuintal bawang merah yang dibeli dari petani,” kata Sutaman, Kamis (01/08/24).

Angka plasi di Probolinggo ini terbilang tinggi daripada daerah lain penghasil bawang merah seperti Nganjuk, Bali, Bima yang menerapkan plasi maksimal lima persen.

Sutaman berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kembali turun tangan untuk mengatasi tingginya plasi, setidaknya maksimal 10 persen.

“Sebab jika lebih dari angka tersebut akan membebani petani bawang merah, khususnya saat harga bawang merah sedang anjlok,” ungkap petani asal Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu ini.

Harapan yang sama disampaikan petani lainnya, Saifullah. Menurut petani asal Desa Tamansari, Kecamatan Dringu ini, plasi yang tinggi membuat petani semakin rugi.

“Saya harap, plasi bawang merah di Probolinggo ini maksimal 10 persen saja, karena akan merugikan petani jika plasi terlalu tinggi,” cetus dia.

Diketahui harga bawang merah di Pasar Bawang Kecamatan Dringu Per 1 Agustus 2024, Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram (kg) untuk ukuran kecil.

Kemudian bawang merah ukuran sedang, Rp11 ribu hingga Rp14 ribu/kg. Lalu ukuran besar sampai jenis super, harga jualnya Rp15 ribu hingga Rp20 ribu/kg. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 149 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi