Menu

Mode Gelap
Operasi Patuh Semeru Digelar, ini 8 Pelanggaran yang Jadi Target Kepolisian Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Dipantau Langsung Gubernur Khofifah Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok Dua Maling Motor yang Ditembak Polisi di Gending Divonis 11 Bulan dan 1 Tahun 6 Bulan Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo

Peristiwa · 7 Jun 2021 15:57 WIB

Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar


					Anak Pemulung di Paiton Didera Busung Lapar Perbesar

PAITON,- Hidup pilu dialami Muhammad Asabul Kafi (6) warga Dusun Krajan, RT 01, RW 01, Desa Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Selain menghuni bangunan semi permanen, ia harus bertahan hidup karena kurang gizi.

Putra pasangan Muhammad Solehudin (33) dan Ririn Fatmala Santi (27) ini menderita busung lapar. Karena penyakitnya itu, ia harus terbaring lemas di tempat tidur. Kedua orangtuanya pun juga tidak memiliki pekerjaan tetap.

Muhammad Sholehudin mengatakan, penyakit anaknya semata wayangnya itu sudah diderita sejak lahir. Saat itu, istrinya melahirkan di tempat praktik bidan desa setempat. Hanya saja, saat dilahirkan belum ada tanda-tanda kelainan itu.

Namun, kata Sholehudin, beberapa hari kemudian, tiba-tiba kesehatan anaknya menurun. Sehingga, pihak keluarga memeriksakannya ke dokter. Dokter menyatakan, Kafi menderita busung lapar.

“Karena tidak punya biaya, ya untuk pengobatan dengan cara alternatif, yakni diobati ke orang pintar atau pun tukang pijet di sekitar rumah. Hampir putus asa saya sudah, bahkan sampai harus jual rumah untuk biayanya,” kata Sholehudin, Senin (7/6/2021).

Dari penjualan rumahnya itu, Sholehudin lantas membangun gubuk kecil berukuran 4×5 meter di tanah pengairan. Rumah kecil itu ditempati enam orang termasuk anak semata wayangnya.

“Jangankan untuk berobat, biaya untuk makan saja repot, kerjaan saya hanya pemulung, dan sejauh ini tidak ada perhatian juga dari pemerintah. Tidak berharap banyak, setidaknya ada perhatian kepada anak saya,” ucap Sholehudin lirih.

Penderitaan Kafi beserta keluarganya turut dirasakan tetangga sekitarnya. Arul (30) mengatakan, sejatinya keluarga itu sudah menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Sedangkan untuk bantuan lainnya sama sekali tidak pernah terlihat.

“Setahu saya cuma itu bantuannya (PKH), kalau untuk yang lainnya tidak ada, karena untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga itu bergantung kepada tetangga sekitarnya, apalagi ayah dari Kafi bekerja pemulung. Kalau Kafi itu memang dari kecil menderita penyakit itu,” ujarnya.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tiga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok

14 Juli 2025 - 19:30 WIB

Janda di Pasuruan Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya

14 Juli 2025 - 17:56 WIB

Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya

14 Juli 2025 - 16:21 WIB

Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat

14 Juli 2025 - 15:07 WIB

Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan

14 Juli 2025 - 14:26 WIB

Perahu Rombongan Pemancing Terbalik di Perairan Lekok Pasuruan, Dua Orang Tewas, Tiga Masih Hilang

14 Juli 2025 - 11:59 WIB

Ditinggal Pergi, Rumah Kepala Dusun di Lumajang Terbakar Habis

13 Juli 2025 - 19:12 WIB

Tembok SDN Kalipang 1 Dibobol Tengah Malam, Pencuri Kabur Usai Kepergok Penjaga

13 Juli 2025 - 18:34 WIB

Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Jaya Asal Pasuruan Disambut Suasana Haru

12 Juli 2025 - 16:06 WIB

Trending di Peristiwa