Menu

Mode Gelap
Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal Pendapatan Tumpak Sewu Selama Ini Dipertanyakan Diduga Jadi Korban Penganiayaan, Pemuda Asal Kudus Tewas di Pandaan Dua Pelaku Pembacokan di Kos Mayangan Kota Probolinggo Ditangkap, Begini Tampangnya Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

Ekonomi · 15 Mar 2021 12:14 WIB

Harga Cabai Rawit di Pasaran Tembus Rp100 Ribu


					Harga Cabai Rawit di Pasaran Tembus Rp100 Ribu Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Sejak sepekan ini, kenaikan harga sejumlah komoditas dapur melambung signifikan, salah satunya cabai rawit. Diduga, meroketnya harga cabai rawit lantaran di musim penghujan ini banyak tanaman cabai yang rusak.

Pantauan PANTURA7.com, di Pasar Semampir Kraksaan, harga cabai rawit sudah Rp100 ribu per kilogram (Kg). Padahal sepekan sebelumnya harganya masih kisaran Rp80 ribu dan sebulan sebelumnya di kisaran Rp 50 ribu per kg.

“Kalau tidak salah, seingat saya sekitar satu sampai dua minggu lalu naiknya. Ya seperti biasanya, faktornya musim hujan atau cuaca ekstrim dan berimbas ke stoknya yang berkurang di pasaran,” kata Riski Nur Zakariya (29) salah satu pedagang di Pasar Semampir.

Menurut Kiki, sapaan akrabnya, tak hanya cabai rawit merah, harga cabai rawit hijau juga ikutan meroket. Saat ini, cabai rawit hijau sudah berada di kisaran Rp40 ribu dari harga sepekan lalu sekitar Rp30 ribu. “Sama juga, naik harganya,” ungkap dia.

Dikonfirmasi terpisah, Muhammad Ridho, petani cabai asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengatakan, saat ini mayoritas petani masih was-was untuk menanam cabai mengingat cuaca masih kurang bersahabat.

“Mungkin kalau sudah jarang hujan, petani bisa lebih fokus menanam cabai. Kalau sekarang masih mikir-mikir karena kami juga tidak mau rugi, jika nekat menanam cabai harus siap-siap rugi jadi lebih milih menanam padi saja,” ungkap Ridho.

Sepekan lalu, menurut dia, petani cabai di desa sekitar banyak geleng-geleng kepala. Pasalnya, cabai yang ditanam sudah mulai rusak sebelum panen. Kerusakan tersebut, kata dia, dikarenakan bakteri tanaman yang menyerang.

“Ya jadi wajar saja kalau harganya meroket sekarang, karena memang kekurangan stok saja. Sebelumnya petani cabai di sini banyak mengeluh karena tanaman cabai rawit rusak gara-gara diserang bakteri,” tutur pria berbadan subur ini. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi