Menu

Mode Gelap
Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini Pimpin Partai NasDem Kabupaten Probolinggo, Dini Rahmania Siap Maju Pilkada Eks Gedung Banger Telecenter Bakal jadi Kantor Bersama FKUB, MUI dan BAZNAS Kota Probolinggo Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi Isi Libur dengan Ilmu, Anak-anak di Prigen Pilih Belajar Bahasa Inggris Polisi Tetapkan Dua Tersangka Kasus Pengiriman TKI Ilegal di Pasuruan

Budaya · 2 Okt 2019 10:02 WIB

Perajin-Difabel ‘Mbatik Bareng’, Lalu Bagikan Souvenir


					Perajin-Difabel ‘Mbatik Bareng’, Lalu Bagikan Souvenir Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Perayaan Hari Batik Nasional di Kabupaten Probolinggo, dirayakan dengan cara berbeda. Sejumlah perajin batik bersama kelompok difabel dan anak usia dini, membagikan produk kerajinan batik, Rabu (2/10) pagi.

Bagi-bagi souvenir batik dilakukan di depan kantor Bupati Probolinggo, jalan Panglima Sudirman, Kota Kraksaan. Sasarannya, pengguna jalan baik kendaraaan roda dua maupun roda empat.

“Batik Probolinggo mempunyai keunikan. Warna lebih cerah, karena merupakan daerah pendalungan antara Madura dan Jawa. Kami juga menghasilkan batik dengan warna kalem,” terang ketua APBBA (Adikarya Perajin Batik, Bordir dan Aksesoris) Kabupaten Probolinggo, Mahrus Ali.

Souvenir dari kerajinan batik yang dibagikan, sebanyak 2.009 buah tangan. Mulai dari syal, sapu tangan, hingga odeng berbahan batik. Tak sampai satu jam, ribuan souvenir ini pun tak tersisa.

Sebelum membagikan souvenir batik, para difabel dan anak-anak tersebut membatik bareng dalam kain sepanjang 10 meter bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

“Batik merupakan salah satu budaya bangsa kita. Hari ini kita melibatkan teman-teman difabel dan anak-anak untuk membatik bersama,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo Yulius Christian.

Soal keterlibatan kelompok difabel dalam giat bertema ‘Ayo Mbatik Bareng’ itu, menurut Yulius, lantaran kaum difabel memiliki kelebihan berbeda meski secara fisik memiliki keterbatasan.

“Kita ingin menunjukkan bahwa temen difabel mempunyai kelebihan dan kreativitas dalam hal membatik. Di sanggar-sanggar, temen difabel banyak terlibat dan hasilnya sangat luar biasa sekali,” Yulius menjelaskan.

Keikutsertaan anak-anak dalam membatik, disebutkan Yulius, sebagai sarana untuk menanamkan menyampaikan pesan. “Bagaimana anak-anak bisa mewarisi budaya leluhurnya sejak dini,” tuturnya. (*)

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Penulis : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ribuan Tenaga Honorer Tidak Lolos Seleksi PPPK, Anggota DPRD Kota Probolinggo ini Beri Solusi Begini

28 Juni 2025 - 19:11 WIB

Gus Fawait Blusukan di Kecamatan Silo, Janji Perjuangkan Pupuk untuk Petani Kopi

28 Juni 2025 - 16:39 WIB

Ngantor di Desa, Bupati Jember Salurkan Pompa Air bagi Petani

28 Juni 2025 - 13:30 WIB

Jolen Simbol Kerukunan dan Warisan Budaya Desa Senduro

27 Juni 2025 - 19:02 WIB

Para Difabel di Kota Probolinggo Digerojok Bantuan Puluhan Juta, Dini Rahmania Beri Pesan Begini

27 Juni 2025 - 14:25 WIB

Percepat Perbaikan Jalan Rusak, Pemkab Probolinggo Ajukan Dana Hibah Rp47 M ke Kementerian PUPR

27 Juni 2025 - 13:50 WIB

Grebeg Suro, Warga Lumajang di Lereng Semeru Berebut Gunungan Hasil Bumi

27 Juni 2025 - 13:26 WIB

Rumah dan Harapan Baru Mbah Buati, Perjuangan Lumajang Tuntaskan Kemiskinan Ekstrem

27 Juni 2025 - 10:36 WIB

1.854 Pelamar PPPK Tahap II Tidak Lulus Seleksi, Wali Kota Probolinggo Janjikan Pengangkatan Paruh Waktu

26 Juni 2025 - 19:35 WIB

Trending di Pemerintahan