Menu

Mode Gelap
Jamaah Haji asal Kota Probolinggo ini Meninggal Saat Perjalanan Pulang Geramnya Sunan, Motor Digelapkan Teman yang Kerap Dibantunya Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Tukang Becak di Pasuruan Diamankan Polisi Jember Jadi Tuan Rumah Porseni Madrasah se-Jawa Timur, Diikuti Ribuan Pelajar Hanya Bertengger di Posisi 30 Porprov Jatim 2025, KONI Kota Probolinggo Segera Evaluasi Tim Model Nasional Desa Berbasis Kearifan Lokal, Senduro Jawab Tantangan Iklim

Kesehatan · 7 Mei 2025 20:13 WIB

Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat


					Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat.  (Foto: Istimewa). Perbesar

Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat. (Foto: Istimewa).

Lumajang, – Dari sebuah gang kecil di Desa Condro, Kecamatan Pasirian, terdengar tangisan pilu Siti Aminah, balita berusia 3 tahun yang tengah berjuang melawan berbagai penyakit berat.

Tubuh mungilnya yang hanya seberat 5,7 kilogram tampak lemah, bibir dan tangan kecilnya kebiruan akibat kelainan jantung bawaan yang dideritanya.

Siti Aminah lahir dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Selain menderita kelainan jantung bawaan, ia juga lahir tanpa anus sehingga harus menjalani operasi untuk membuatkan anus di perutnya.

Kakinya pun tidak tumbuh sempurna, terutama kaki kanan yang tidak memiliki lutut dan tampak lunglai tanpa tulang. Ibunya, Linatur Rohmah dengan penuh kesabaran merawat putrinya yang tak kunjung bisa berbicara itu.

“Dia sering sesak napas saat menangis, jadi saya harus selalu sedia oksigen di rumah,” kata Linatur sambil menggendong Siti Aminah, Rabu (7/5/25).

Kondisi Aminah yang tergolong stunting membuat penanganan medis lebih lanjut tertunda. Dokter meminta agar berat badannya naik dulu agar bisa menjalani perawatan jantung yang sangat dibutuhkan.

Namun, keterbatasan ekonomi keluarga menjadi kendala besar. Ayahnya, Joko Syamsul, hanya bekerja sebagai pencari madu hutan dengan penghasilan yang tidak menentu, sementara Linatur hanya ibu rumah tangga yang mengurus tiga kakak Aminah yang masih sekolah.

“Kadang dapat madu satu liter, kadang seminggu tidak dapat apa-apa,” ujar Linatur.

Meski begitu, harapan Linatur tetap besar agar putrinya bisa sembuh dan bermain seperti anak-anak lain seusianya.

“Dia paham kalau diajak bicara, tapi belum bisa bicara. Saya ingin dia cepat sembuh supaya bisa bermain dan sekolah,” katanya penuh harap.

Setiap bulan, Siti Aminah rutin menjalani pemeriksaan di RSUD Pasirian. Sisi lain keluarganya terus berjuang memenuhi kebutuhan gizinya agar berat badannya naik. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Isu Merebak di Jember, BPJS Kesehatan Tolak Biayai Pasien DBD

29 Mei 2025 - 20:47 WIB

Pemkab Jember Waspadai Lonjakan Covid-19 di Asia, Skrining Ditingkatkan

23 Mei 2025 - 20:18 WIB

Empat Bulan, 163 Warga Kota Probolinggo Terjangkit TBC

20 Mei 2025 - 16:58 WIB

Trending di Kesehatan