Probolinggo – Beberapa hari yang lalu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat untuk mulai mengkonsumsi ubi, singkong, papeda, dan jagung. Hal itu sebagai pengganti beras yang harganya melonjak.
Di Kota Probolinggo tidak sulit mendapatkan singkong sebagai alternatif pengganti beras. Sebab tanaman rakyat itu terhampar sekitar satu hektare (ha).
Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kota Probolinggo pun mengimbau, warga mengurangi mengonsumsi nasi.
Seperti diketahui, imbauan Mendagri itu sebagai respon naiknya harga beras saat ini. Sisi lain karbohidrat yang terkandung dalam ubi, singkong, papeda, dan jagung jumlahnya tak kalah dengan karbohidrat pada nasi.
Terkait hal ini, Kepala DPKPP Kota Probolinggo, Aries Santoso mengatakan, mengonsumsi ubi, singkong, papeda, dan jagung merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kecenderungan mengonsumsi beras.
Tingginya harga beras ini karena musim kemarau dampak dari fenomena El Nino, sehingga produksi beras di tingkat petani cenderung menurun.
“Jadi selain itu, DPKPP juga telah berupaya di antaranya, operasi pasar serta stabilisasi pasokan dan harga pangan oleh DKUP dan Bulog, gerakan pangan murah, serta bantuan pangan beras,” ujarnya.
Terkait solusi untuk mengonsumsi ubi, singkong, papeda, dan jagung, Kota Probolinggo berdasarkan data tahun 2022 memiliki lahan pertanian singkong atau tegalan, di Kelurahan Kedunggaleng dengan luas sekitar satu hektare.
Dari total luas tersebut, produksi singkong mencapai 15 ton. Ada kelurahan lain yang juga memiliki lahan tegalan singkong yakni, di Kelurahan Wonoasih.
“Dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, maka kami mengimbau, warga juga mengonsumsi ubi, singkong, hingga jagung sebagai pengganti beras,” kata Aris. (*)
Editor: Ikhsan MahmudiP
ublisher: Zainul Hasan R.