Dikeluhkan Petani, DPKP Lumajang Klaim Pupuk Subsidi Cukup Tersedia

Lumajang,- Polemik kelangkaan pupuk subsidi di Kabupaten Lumajang, tak kunjung usai. Buntutnya, petani tetap kesulitan mendapatkan pupuk untuk kebutuhan tanaman pertanian mereka.

Petani menyebut, kelangkaan pupuk karena distribusi yang tersendat, melainkan alokasi pupuk subsidi yang lebih kecil dari permintaan petani berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

Selain itu, hanya ada 2 jenis pupuk yang disubsidi saat ini, yakni Urea dan NPK. Sementara pupuk yang dulunya juga disubsidi, seperti ZA, SP36, tidak lagi bersubt meski stoknya cukup tersedia di pasaran.

Keterbatasan stok membuat penyaluran pupuk subsidi dilakukan secara ketat. Untuk mendapatkan pupuk subsidi, petani wajib memiliki kartu tani yang berfungsi sebagai data sekaligus untuk pembayaran pupuk subsidi menggunakan mesin electronic data capture (EDC) dari bank mitra pemerintah.

Petani yang tidak memiliki kartu tani atau kartu taninya tidak aktif maupun sudah terblokir, mereka tidak dapat menebus pupuk subsidi di kios.

Selain jenisnya yang dibatasi, komoditas pupuk subsidi juga dipangkas dari 70-an menjadi hanya sembilan komoditas utama yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi dan kakao.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Lumajang, Hairil Diani mengatakan, pupuk bersubsidi berdasarkan permentan nomor 10 tahun 2022, disebutkan pupuk yang disubsidi hanya dua jenis yaitu Urea dan NPK. Urea, kuota awal mendapatkan 70 persen dari eRDKK yang diajukan, sedangkan NPK 37 persen.

“Memang keterbatasan pemerintah juga yang menyediakan pupuk bersubsidi ini, harus kita pahami juga,” katanya, Senin (12/12/2022).

Untuk saat ini pupuk urea sudah terpenuhi, jumlahnya bahkan mencapai 63 persen dari permintaan. “Kita juga minta tambahan lagi ke pusat. Ditutupi dengan nonsubsidi, kami cek juga dibeberapa kios ya tersedia, harganya memang ada perbedaan,” tuturnya.

Baca Juga  Kendaraan Listrik Menjamur di Lumajang, Bengkel Motor Bisa Gulung Tikar 

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang Ishak Subianto menyampaikan, sejatinya luas lahan dan angka kebutuhan pupuk sudah pas. Namun yang ia herankan, petani tetap kekurangan pupuk.

“Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa ada permainan di jalur distribusi. Mafia pupuk subsidi benar-benar ada dan mendesain sedemikian rupa sehingga pupuk untuk petani berkurang,” kata Ishak. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga

Beras Impor 8.200 Ton Tiba di Probolinggo, Dibongkar di Pelabuhan

Probolinggo,- Ribuan ton beras impor tiba di Dermaga II Terminal Umum, Pelabuhan Delta Artha Bahari …