Menu

Mode Gelap
Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Perahu Rombongan Pemancing Terbalik di Perairan Lekok Pasuruan, Dua Orang Tewas, Tiga Masih Hilang Marak Begal, Curanwan, dan Curanmor: Gus Darwis: NU Lumajang Siap Turun ke Gelanggang Soal Sound Horeg, PCNU Lumajang Mengacu pada Keputusan Ulama Tidak Ada yang Dirumahkan, Bupati Lumajang Tegaskan Komitmen untuk Honorer R4

Ekonomi · 25 Mar 2021 20:15 WIB

Jadi Lumbung Pertanian, Jatim Tidak Perlu Impor Beras


					Jadi Lumbung Pertanian, Jatim Tidak Perlu Impor Beras Perbesar

KEDOPOK,- Rencana pemerintah untuk impor beras sebanyak 1 juta ton dari Thailand dan Vietnam membuat petani resah. Petani menilai, kedatangan beras impor hanya akan merugikan petani.

“Kenapa harus impor, kita tidak kekurangan beras kok. Kalau ada beras impor, saya yakin harga gabah akan turun,” kata Muhamad Husni, petani asal Kelurahan / Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Kamis (25/3/21).

Saat ini, sambung Husni, harga gabah petani sebesar Rp 4.100 per kilogram (Kg). Harga itu lebih rendah Rp 100 dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dilakukan Bulog.

“Kalau beras impor sampai ke daerah, bisa-bisa harga gabah dibawah Rp 4. 000/Kg. Padahal kualitasnya ya sama saja dengan beras lokal,” paparnya.

Menurut Husni, seharusnya pemerintah memaksimalkan petani lokal jika memang cadangan beras nasional menipis. Langkah itu ia nilai lebih tepat daripada menggunakan cara instan dengan impor beras.

“Berdayakan petani, banyak cara kok untuk menjaga ketahanan pangan. Gabah petani diserap maksimal, ada penurunan harga pupuk atau giatkan penyuluhan tani produktif,” urai Husni.

Sementara itu, Ketua Perempuan Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur Lia Istifhama mengapresiasi sikap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang menyebut Jawa Timur tidak memerlukan impor beras.

“Pasokan (beras) Jawa Timur saat ini cukup dan aman hingga akhir Mei 2021,” terang Lia Istifhama

Menurut Lia, Jawa Timur (Jatim) bisa dikatakan sebagai lumbung pertanian karena telah melakukan ekspor produk pertanian senilai Rp 140 miliar di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, 12 Maret lalu.

“Berbicara stok beras pasti berbeda untuk setiap regional. Namun yang penting, sebaiknya diutamakan perdagangan regional, yaitu antar propinsi maupun antar pulau untuk pemenuhan stok pangan, sebelum memutuskan harus impor,” tuturnya. (*)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Piodalan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Gerakkan Ekonomi Warga Senduro

13 Juli 2025 - 14:49 WIB

Kunjungi Jember, Wamentan Dorong Peningkatan Produksi Padi

11 Juli 2025 - 20:41 WIB

Piwadalan di Pura Senduro Lumajang Jadi Simpul Tumbuhnya Ekonomi Inklusif

11 Juli 2025 - 14:20 WIB

Serangan Wereng Meluas, 11 Kecamatan di Lumajang Terancam Gagal Panen

10 Juli 2025 - 09:39 WIB

Stok Beras di Pasar Tanjung Jember Menipis, Pedagang Hanya Andalkan Stok Sisa

9 Juli 2025 - 20:29 WIB

Tak Mampu Tekan HPP, Penggilingan Padi di Pasuruan Pilih Hentikan Produksi

3 Juli 2025 - 18:55 WIB

Pasar Maron Probolinggo Siap Tingkatkan Daya Saing, Jual Produk Olahraga Jadi Daya Tarik Baru

3 Juli 2025 - 15:12 WIB

Petik Merah, Kopi Senduro Jadi Andalan Lumajang

3 Juli 2025 - 10:33 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Probolinggo Naik, Diprediksi Tembus 17 Ribu Ton

29 Juni 2025 - 17:19 WIB

Trending di Ekonomi