Hadiri Milad Syubbanul Muslimin, Kapolri Serukan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Paiton,- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabawo beserta pejabat utama Mabes Polri, menghadiri acara Milad Ke-17 Majelis Syubbanul Muslimin di Lapangan PP Nurul Qodim Desa Kalikajar Kulon, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (1/10/22) malam.

Selain dihadiri Kapolri, acara ini juga dihadiri Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Forkopimda Jatim, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi dan Forkopimda Probolinggo.

Dalam pidato kebangsaannya, Kapolri menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi tanggal 1 Oktober, bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

“Milad Syubbanul Muslimim kali ini bertepatan dengan Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, tentunya kita harus selalu mengingat yang namanya Pancasila sebagai Dasar Negara kita yang telah dipikirkan oleh pendiri bangsa ini,” kata Kapolri.

“Kalau kita ingin menjadi negara yang maju dan negara yang besar kita wajib menjaga Ideologi Pancasila dengan penuh semangat dan dengan penuh kekuatan ini,” imbuhnya.

Kapolri menambahkan, dalam sila ketiga Pancasila yakni Persatuan Indonesia memiliki manfaat yang sangat dahsyat dalam menghadapi berbagai musuh negara. Tak terkecuali pandemi Covid-19 dan radikalisme.

“Alhamdulillah berkat kerja keras para Umaro dan Ulama pelaksanaan Vaksinasi bisa maksimal dan Alhamdulillah Indonesia dinobatkan sebagai vaksinasi terbanyak nomor 1 di Asia Tenggara sehingga saat ini kita dapat beraktivitas secara normal,” tutur Kapolri.

Sementara itu, Gus Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah menyampaikan, pemecah persatuan dan kesatuan bangsa yang paling berbahaya adalah radikalisme.

Menurutnya, pintu radikalisme berangkat dari kebencian kepada pemerintah yang berlebihan. Kebencian tersebut yang kemudian memporak porandakan keutuhan bernegara, yang terwujud dalam gerakan-gerakan radikal.

“Salah satu bentuk kebencian yang kemudian memporak,-porandakan persatuan, ketika Presiden Jokowi meminta kepada seluruh gubernur di Indonesia untuk membawa tanah dan air ke ibukota baru di Kalimantan. Orang yang benci kepada pemerintah mengatakan, presiden percaya kepada dukun presiden percaya dengan klenik, masak membuat ibu kota harus menyiapkan tanah dan klenik?,” ucapnya.

Baca Juga  Tangkal Radikalisme, Mahasiswa INZAH Ngaji Kebangsaan bersama KH. Said Aqil Siraj

Menurut Gus Miftah, langkah itu hanya sebagai simbolis bahwa seluruh daerah di Indonesia saling bahu membahu untuk membangun ibukota baru. Selain itu, sebagai pertanda mencintai kearifan lokal.

“Sehingga apa? semua daerah memiliki sense of belonging terhadap ibukota baru yang ada di Kalimantan, merasa memiliki,” pungkas dai kondang ini.

Sekedar informasi, Majelis Sholawat Syubbanul Muslimin berdiri pada tahun 2005. Awalnya, shalawatan di majelis ini hanya diikuti oleh 40-70 jemaah dengan tempat shalawatan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Tetapi kini, majelis ini telah berjumlah ribuan orang. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainullah FT

Baca Juga

HPN PWI Jatim 2024 Digelar di Jember, Inilah Berbagai Kegiatannya

Jember,- Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Jawa Timur tahun 2024 dipusatkan di Kabupaten Jember. Untuk …