Musim Angin Kencang Nelayan Kecil Berhenti Melaut

MAYANGAN-PANTURA7.com, Gelombang tinggi dan cuaca buruk tengah melanda perairan Laut Jawa. Sebagian besar nelayan kecil (tradisional) di wilayah Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo memilih tidak melaut.

“Nelayan kecil tak melaut penyebabnya karena cuaca buruk, gelombang tinggi dan angin kencang,” ujar Adi, salah satu nelayan, Senin (31/8/2020).

Kondisi cuaca yang dikenal nelayan dengan istilah ‘musim baratan’ itu bisa membahayakan nelayan yang menggunakan perahu kecil. Pasalnya, perahu mereka tidak mampu melawan ganasnya gelombang di lautan.

Adi mengatakan, saat ini ‘musim baratan’ baru saja dimulai. Biasanya, ‘musim baratan’ akan berlangsung hingga sekitar sebulan ke depan.

Akibat tak bisa melaut, Adi menyatakan, para nelayan mengalami masa paceklik. Mereka tak bisa memperoleh penghasilan karena tak ada hasil tangkapan.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, para nelayan mengandalkan uang simpanan mereka. “Kalau yang tidak punya uang, ya terpaksa berutang,” tuturnya.

Berbeda lagi dengan para anak buah kapal (ABK). Mereka biasanya berutang kepada juragan kapal mereka. Sedangkan bagi juragan kapal, mereka biasanya berutang ke koperasi, khusus bagi yang masuk menjadi anggota koperasi.

Nelayan lainnya,Yanto mengakui, ‘musim baratan’ merupakan masa paceklik bagi nelayan kecil seperti dirinya. Pasalnya, gelombang tinggi dan angin kencang bisa membuat perahu kecil menjadi terbalik. “Jadi ya susah buat melaut,” terangnya.

Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat nelayan kecil tak bisa memperoleh penghasilan. Dia pun terkadang mencuri-curi waktu untuk tetap berangkat melaut saat melihat kondisi cuaca sedang membaik.

“Tapi melaut juga hanya di pinggiran saja, tidak sampai ke tengah. Jadi kalau tiba-tiba cuaca berubah menjadi buruk, bisa langsung pulang lagi,” urainya.

Sejak musim angin tiba, ketinggian gelombang di laut itupun membuat pesta laut (nyadran) yang dilaksanakan para nelayan menjadi sedikit terhambat. “Tidak semua perahu nelayan berani mengikuti ritual nyadran hingga ke tengah laut,” terangnya.(*)

Baca Juga  Tarik Wisatawan, Dispopar Kota Probolinggo Siapkan 37 Even Wisata


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Rizal Wahyudi


Baca Juga

Susul Bawang Merah, Harga Cabai Rawit dan Cabai Besar Juga Naik

Probolinggo,- Selain bawang merah yang harganya naik, dua komoditas dapur cabai rawit dan cabai besar …