Kenalkan, Kantong Plastik Berbahan Singkong, Aman dan Ramah Lingkungan

MAYANGAN-PANTURA7.com, Penggunaan kantong plastik saat ini telah menyebabkan permasalahan lingkungan yang amat serius. Berbagai inovasi pun diciptakan untuk membuat kantong plastik alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Kantong-kantong plastik yang dikenal sebagai bioplastik memang dibuat dari tumbuh-tumbuhan hingga kulit ikan. Bioplastik ini dibuat agar wadah praktis tersebut lebih mudah diurai. Sebab, plastik dari bahan kimia yang kini populer digunakan perlu waktu lama agar bisa terurai.

Akibatnya, plastik-plastik ini malah bertumpuk di permukaan Bumi hingga akhirnya bersarang di tubuh mahkluk hidup lain, hingga ke tubuh kita, manusia.

Singkong ternyata tak hanya bisa disulap menjadi berbagai makanan lezat seperti krupuk singkong dan lainnya. Tapi, singkong bisa juga menjadi media untuk menyelamatkan lingkungan dari menumpuknya sampah plastik yang sulit terurai.

Plastik berbahan baku singkong sejak satu tahun terakhir sudah mulai diproduksi pabrikan PT Intera Lestari Polimer, yang berada di Tangerang. Sebelum diproduksi massal, pihak pabrik melakukan riset selama 5 tahun.

Setelah meriset dari berbagai sisi, antara lain ketersediaan bahan baku dan keamanannya, akhirnya pihaknya memproduksi plastik berbahan baku singkong,’’ terang PT Intera Lestari Polimer, Sujono, Senin (16/3/2020).

”Setelah itu dicampur dengan biji plastik dengan komposisi 80 persen singkong dan 20 persen biji plastik. Selanjutnya diproduksi menjadi kantong plastik berukuran kurang lebih 30 cm x 15 cm dan kantong sampah,” jelasnya.

Dikatakam Sujono, untuk mendapatkan bahan baku, pihak pabrik memilih bekerja sama dengan petani. Pihaknya tidak membuat perkebunan singkong sendiri, dengan tujuan membantu petani. Dalam proses pengolahan, singkong terlebih dahulu dijadikan tepung.

Menurut Sujono, harga kantong plastik isi 50 pcs Rp 25.000 dan kantong sampah per pcs Rp 5.400. Harganya memang lebih mahal dibanding yang oxium. Dengan isi yang sama, kantong plastik oxium harganya Rp 8.500.

Baca Juga  Sepertiga Ramadhan, Pusat Perbelanjaan Diserbu Pembeli

“Namun kami tetap punya pangsa pasar, seperti di hotel dan restoran,” tuturnya.

Saat ini, imbuhnya, pihak pabrik baru memproduksi kurang dari 10 ton plastik singkong per bulan. Namun bila permintaan pasar semakin besar, dia siap memroduksi hingga 100 ton plastik. Keistimewaan plastik dari singkong ini dapat terurai hanya dalam waktu enam bulan.

“Teknologinya ini 100 persen Indonesia. Produknya juga mendapat sertifikat dari World CSR Day and World Sustainability,” tuturnya.

Kepala DLH Kota Probolinggo melalui Sekretaris, Retno Wandansari mengapresiasi inovasi tersebut. Apalagi, dalam catatannya, produksi sampah mencapai 6000 ton sampah per hari.

‘’Meningkatnya penggunaan plastik, tak hanya di Indonesia tapi juga negara-negara lain. Sampah itu menimbulkan persolan yang tidak remeh. Adanya inovasi plastik dari singkong, menjadi salah satu mengatasi persoalan sampah plastik selama ini,’’ pujinya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Baca Juga

Ada Dugaan Penambangan Ilegal, DLH Kab. Pasuruan Datangi Kawasan Pacuan Kuda Kejayan

Pasuruan,- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan bersama Satpol PP setempat melakukan pemeriksaan dugaan penambangan …