Sikapi Dinamika Pilpres, Gubernur dan PWNU Jatim Serukan Pesan Damai

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Dinamika politik yang berkembang pasca Pilpres 2019, membuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara. Khofifah meminta masyarakat menahan diri dari segala hal yang dapat merusak kondusifitas.

Menurut Khofifah, masyarakat harus menghargai penyelengara pemilu dengan tidak saling klaim kemenangan, melainkan menunggu hasil real count yang akan disampaikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Tunggu hasil hitung manual yang akan disampaikan KPU,” kata Khofifah usai menghadir haflatul imtihan Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (20/4/2019) malam.

Baginya, kegaduhan politik cukup lah terjadi selama 8 bulan masa kampanye. Mantan Menteri Sosial RI ini juga menghimbau masyarakat menerima apapun hasil pilpres agar persatuan dan keutuhan bangsa tetap terjaga.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawasa saat memberikan tausiyah dalam acara haflatul imtihan Pesantren Zainul Hasan Genggong. (Foto : Moh. Ahsan Faradies)

“Setelah delapan bulan masa kampanye dengan segala dinamika, hoaks dan fitnah yang tak terbendung, sekarang kita melewati tahap pencoblosan. Saat ini penghitungan masih di PPK, nanti bertahap ke KPU Kabupaten, Provinsi dan Nasional,” jelasnya.

Khofifah berseloroh, dinamika pilpres 2019 tidak akan lama jika santri Pesantren Genggong ikut andil mendoakan kondusifitas bangsa. “Suku bangsa Indonesia 714 suku, kenapa suku di Indonesia rukun? karena istigosah, doa tidak pernah putus,” ucap dia.

Seruan damai juga disampaikan Wakil Ketua Syuriah Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Allallah. Menurutnya, masyarakat harus mementingkan keutuhan bangsa daripada kepentingan kelompok.

“Masyarakat harus ramah dengan keberagamaan, siapapun presiden terpilih harus diterima, jangan mau dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu,” wanti Kiai Mutawakkil.

Keutuhan NKRI, imbuh Kiai Mutawakkil, lebih penting daripada kepentingan kelompok. Ia menilai, kepentingan kelompok inilah yang berpotensi menebar kegaduhan dengan dalih memperjuangkan kepentingan pilpres.

Baca Juga  Haul, Anita Wahid Nilai Gus Dur Sosok Pemberani

“Jaga NKRI, jaga pancasila. Dengan menjaga pancasila, kita juga akan didoakan oleh para pahlawan bangsa yang didalamnya ada ulama dan auliya’,” pinta Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini. (*)

 

Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : EfendiMuhammad

Baca Juga

Di Lumajang, Bakal Paslon Jalur Independen Harus Miliki 62.825 Dukungan di 12 Kecamatan

Lumajang,- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lumajang telah menetapkan syarat bagi warga yang ingin mendaftarkan …