Menu

Mode Gelap
Pemkab Lumajang Fokus Perbaiki Indikator KKS untuk Wujudkan Kabupaten Sehat yang Nyata Kasus Pengeroyokan Pedagang Es Krim oleh Satpol PP Lumajang Masih Bergulir, Polisi Dalami CCTV Polisi Susun Strategi Baru Tertibkan Tambang Pasir Ilegal di Lumajang Disatroni Perampok, Motor dan Perhiasan Petani di Krucil Raib Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember Sebulan Lagi Beroperasi, Mensos Gus Ipul Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo

Nasional · 29 Des 2018 17:01 WIB

Fobia Bencana Yang Menjadi  ‘Bencana’


					Fobia Bencana Yang Menjadi  ‘Bencana’ Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Bencana alam berupa gempa bumi dam tsunami yang bertubi-tubi melanda Indonesia, menciptakan fobia bagi masyarakat. Banyak warga, terutama mereka yang hendak melakukan kunjungan wisata, menggagalkan liburan demi alasan keselamatan.

Imbasnya, jumlah kunjungan di sejumlah objek wisata alam merosot drastis. Bahkan tak jarang, calon pelancong yang jauh-jauh hari sudah reservasi (pesan, red), rela uang muka yang dibayarkan hangus. Mereka tak jadi berwisata dengan dalih menghindari bencana.

Objek wisata snorkeling di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, tak luput dari imbas fobia bencana. Wisata menyelam dangkal di perairan yang dikenal sebagai kawasan endemik Ikan Nemo itu kini ditinggalkan wisatawan.

“Sejak tsunami di Banten dan Lampung, jumlah kunjungan disini berkurang. Setiap operator, biasanya melayani lebih dari 100 orang per hari. Sekarang, paling banyak cuma 20 orang,” kata salah seorang operator penyedia jasa Snorkeling Gili Ketapang, Musonif Kamil (28) Sabtu (29/12/2018).

Salah satu pengunjung saat bersnorkeling menikmati pesona alam bawah laut Pantai Gili Ketapang. (Foto : Dok)

Fobia bencana yang menjadi ‘bencana’ bagi pelaku wisata Snorkeling, menurut pemuda yang akrab disapa Kamil ini, memang kerap terjadi. Bencana-bencana yang berdampak langsung, terutama bencana pantai seperti tsunami dan ombak besar.

“Dulu waktu ada orang hilang di Perairan Puger Jember karena ombak besar, kita juga kena dampaknya. Pengunjung sepi, baik yang paket atau yang non-paket,” papar Kamil.

Padahal menurut Kamil, ombak di pantai Gili Ketapang saat ini relatif tenang, bahkan lebih tenang dari tahun sebelumnya. “Dulu saat mendekati tahun baru, ombaknya agak besar tetapi pengunjung banyak. Sekarang ini, yang terjadi sebaliknya,” urainya.

Kekhawatiran akan datangnya bencana saat tengah menikmati liburan, diakui Evilia (31) menjadi salah satu faktor ia enggan menikmati liburan di pantai pada libur tahun baru kali ini. Padahal ibu 2 anak ini, bersama keluarga sudah merencanakan untuk rekreasi di kawsan pantai.

“Awalnya saya ingin ke Pantai Duta, tapi anak-anak ngajaknya ke Pulau Gili Ketapang. Tapi rencana liburan ke pantai kita ganti ke kebun binatang, takut tsunami,” urai wanita yang tinggal di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan ini. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

 

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Longsor Kembali di Piket Nol, Akses Malang-Lumajang Macet Total

13 Mei 2025 - 19:44 WIB

Wisata Lumajang Terhambat Karena Dinas Pariwisata Tak Fokus Tata Kelola dan Branding

13 Mei 2025 - 13:02 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Libur Waisak, Ribuan Wisatawan Sesaki Wisata Gunung Bromo

12 Mei 2025 - 20:06 WIB

Pertumbuhan Ekonomi di Jember Relatif Sehat, PHK Massal Berkurang

8 Mei 2025 - 23:01 WIB

Objek Wisata di Lumajang Kurang Prioritaskan Asuransi

6 Mei 2025 - 09:39 WIB

Batik dan Bordir Lumajang Unjuk Pesona di Ajang Batik Bordir Aksesoris Fair 2025

1 Mei 2025 - 16:06 WIB

Tiga Terdakwa Ganja Divonis 20 Tahun Penjara

30 April 2025 - 09:46 WIB

Pura Senduro Berharap Dukungan Pemerintah Lumajang Tingkatkan Wisata Budaya

27 April 2025 - 10:23 WIB

Trending di Wisata