Lumajang, – Dalam Rapat Paripurna pembahasan Raperda Perubahan APBD Kabupaten Lumajang, anggota DPRD dari Fraksi NasDem-PKS, Arif Wijayanto, secara tegas mempertanyakan kondisi dan pengelolaan dua destinasi wisata penting di Lumajang yaitu, Water Park KWT di Wonorejo dan Wisata Selokambang.
Hal itu disampaikan sebagai upaya keprihatinan atas menurunnya daya tarik Water Park KWT yang pernah berjaya pada era 2005-an dan keberlanjutan pengelolaan wisata Selokambang yang selama ini menjadi aset daerah.
Arif mengingatkan, bahwa Water Park KWT pernah menjadi destinasi unggulan yang mampu menarik ribuan pengunjung, khususnya keluarga dan wisatawan lokal.
Namun, seiring waktu, pengunjung Water Park turun drastis akibat kurangnya inovasi dalam pengelolaan dan harga tiket yang tidak kompetitif dibandingkan dengan destinasi wisata lain di sekitar Lumajang.
“Water Park KWT pernah berjaya di tahun 2005-an, tapi sekarang ditinggalkan pengunjung. Ini jelas karena kurangnya inovasi dan harga tiket yang kurang bersaing,” tegas Arif saat membacakan pandangan umum Fraksi NasDem-PKS dalam rapat, Kamis (26/6/25).
Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memberikan penjelasan dan strategi yang jelas agar Water Park KWT bisa kembali menjadi tujuan wisata favorit masyarakat.
“Jika pemerintah merasa kesulitan mengelola secara langsung, Arif mengusulkan agar pengelolaan Water Park diserahkan kepada pihak ketiga yang lebih kompeten, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Koperasi Merah Putih,” ungkapnya.
Selain itu, Fraksi NasDem-PKS juga menyoroti aspek keuangan dari kedua objek wisata tersebut. Arif menanyakan apakah pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan Water Park KWT dan wisata Selokambang sudah sebanding dengan biaya perawatan dan operasional yang dikeluarkan.
“Jika biaya operasional dan perawatan lebih besar daripada pendapatan, maka sangat tidak efisien dan membebani APBD. Dalam kondisi seperti ini, lebih baik pengelolaan diserahkan kepada pihak ketiga, BUMD, atau bahkan dijadikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),” jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Lumajang, Indah Amperawati tengah gencar mengusung strategi branding pariwisata yang menyeluruh. Hal itu diharapkan dapat mengangkat potensi wisata daerah secara merata, baik yang dikelola pemerintah, swasta, maupun komunitas.
Bupati Lumajang yang akrab disapa Bunda Indah itu menegaskan, acara-acara formal pemerintah akan dilakukan secara bergantian di berbagai destinasi wisata, termasuk tempat yang dikelola swasta dan masyarakat.
“Untuk selanjutnya, yang acara-acara formal begini kita lakukan bergantian di tempat-tempat wisata,” katanya, Jumat (20/6/25).
Langkah ini memang patut diapresiasi sebagai upaya memperluas exposure destinasi wisata. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kondisi beberapa objek wisata, seperti Pemandian Selokambang masih jauh dari kata siap.
Namun, dalam kunjungannya ke Selokambang, Bupati Indah sendiri mengakui kondisi kolam yang “pancet kotor sekali” dan belum terawat dengan baik.
Ini menjadi ironi besar, mengingat lokasi tersebut dipilih sebagai tempat penyerahan SK pengangkatan PPPK Tahap 1 Formasi Tahun 2024. Bagaimana mungkin sebuah destinasi yang menjadi simbol pariwisata daerah dipilih sebagai lokasi acara resmi, padahal kebersihan dan pengelolaannya masih dalam kondisi kotor.
Di samping itu, dirinya terus melakukan upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata daerah melalui strategi branding yang menyeluruh.
Tidak hanya berfokus pada aset wisata milik pemerintah, namun juga membuka ruang bagi destinasi wisata swasta dan komunitas untuk turut diperkenalkan dan dikembangkan.
“Tempat wisata tidak hanya yang aset pemerintah, tempat wisata yang lain pun kita akan tempati, kita akan kunjungi untuk diperkenalkan, kita akan terus branding soal wisata Lumajang,” pungkasnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra