Menu

Mode Gelap
Satpolairud Polres Pasuruan Kota Tempati Gedung Baru di Panggungrejo Fisik Terbatas tak Halangi Para Tunanetra Unjuk Kebolehan di MTQ Jatim XXXI Jember Parkir di Selatan Alun-alun Kota Probolinggo, Motor Matic Raib Residivis Ditangkap Usai Satroni Sekolah dan TPQ Pasca Laka Maut di Jalur Bromo, Usulan Pembangunan Jalur Penyelamat Menguat Kantor KUD di Beji Pasuruan Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Ekonomi · 1 Nov 2024 22:17 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan


					RESAH: Petani Cabai, Hasan Prasojo, sedang mengecek tanaman cabainya yang berada di Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

RESAH: Petani Cabai, Hasan Prasojo, sedang mengecek tanaman cabainya yang berada di Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Para petani cabai di Kota Probolinggo saat ini tengah gundah. Pasalnya, harga cabai turun drastis sehingga hasil jual komoditas dapur itu tidak mampu menutupi biaya tanam.

Turunnya harga cabai, baik cabai besar dan kecil, mulai dirasakan petani sejak sebulan terakhir. Cabai besar saat ini harganya Rp6 ribu/kg, sedangkan cabai kecil Rp16 ribu/kg.

Dengan harga tersebut, serta melihat hasil panen yang mencapai 500 gram untuk satu pohon, maka kerugian petani untuk satu pohon bisa sampai Rp10 ribu.

Padahal normalnya, harga sekitar Rp20 ribu hingga Rp40 ribu/kg. Baik untuk cabai besar maupun cabai kecil.

“Turunnya harga cabai ini dikarenakan banyak petani yang menanam cabai. Sehingga memasuki bulan Oktober dan November, stok cabai melimpah,” ujar petani cabai di Kecamatan Kademangan, Hasan Prasojo, Jum’at (01/11/2024).

Hasan mengungkapkan, pada musim panen ke-3 atau panen musim kemarau kedua, cuacanya terlalu panas. Hal itu juga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan cabai.

Terbukti, 1 tanaman cabai yang biasanya sekali panen bisa mencapai 1 kg, kini hanya 500 gram saja. Kondisi ini juga diperburuk dengan daya beli masyarakat yang justru turun sehingga stok cabai tidak terserap maksimal.

Dengan turunnya harga cabai dan stok yang melimpah, Hasan berharap, cabai hasil panen petani dapat diserap oleh pemerintah atau perusahaan yang bergerak di bidang produksi sambal.

“Harapannya, pemerintah atau perusahaan dapat membeli cabai petani yang saat ini stoknya melimpah sehingga petani dapat terus menanam cabai kedepan,” imbuhnya. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


 

Artikel ini telah dibaca 144 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi