Menu

Mode Gelap
Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek Ratusan Fotografer Serbu Safari Prigen, Buru Momen Satwa Terbaik Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur Di Kota Probolinggo, Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah, Dilengkapi Surat Wasiat Stok BBM di Jember Kini Normal, Mobilitas Masyarakat Kembali Lancar

Lingkungan · 13 Agu 2024 23:28 WIB

Terdampak Kekeringan, Petani Tiga Desa di Kejayan Pasuruan Gagal Panen


					GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois). Perbesar

GAGAL PANEN: Dua orang petani jagung sedang memeriksa tanamannya yang layu akibat kekurangan pasokan air. (foto: Moh. Rois).

Pasuruan,- Petani dari tiga desa yang berada di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan nasib buruk yang terus mereka hadapi.

Setiap musim kemarau tiba, para petani selalu gagal panen. Kondisi ini membuat mereka hidup dalam kesulitan.

Tiga desa itu yakni Desa Kedung Pengaron, Kepuh, dan Desa Lorokan. Tiga desa ini terdampak kekeringan yang berimbas pada tanaman pertanian.

Muklis, salah seorang petani Desa Kepuh, Kecamatan Kejayan mengungkapkan keprihatinannya. Ia mengaku sudah bertahun-tahun mengalami gagal panen.

Seharusnya setiap tahun bisa panen tiga kali, tapi di desanya setahun ⁸ bisa panen satu kali, itupun jika masih ada yang bisa dipanen.

“Ketika musim kemarau tidak ada air. Sawah kami mengering, tanaman layu, dan pada akhirnya gagal panen,” ujarnya dengan nada sedih, Selasa (13/8/24).

Menurut Mukhlis, biaya produksi pertanian cukup tinggi. Untuk satu hektar lahan jagung, ia harus merogoh kocek hingga Rp5 juta. “Kalau kering seperti ini ya rugi tidak untung,” ujar Mukhlis.

Mukhlis berharap ada solusi konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kekeringan yang terus berulang, bahkan cenderung meluas.

“Kami sangat berharap pemerintah bisa membantu kami dengan membuatkan sumur bor. Dengan adanya sumur bor, kami bisa mengairi sawah kami dan tidak perlu khawatir lagi gagal panen saat musim kemarau,” urai Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Ali Wafa, petani asal Desa Kedung Pengaron juga mengeluhkan hal yang sama. Ia juga berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini.

“Disini kalau musim kemarau tidak ada air. Saya berharap ada sumur bor, agar tidak gagal panen terus,” harap Ali.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan terkait permasalahan yang dihadapi oleh para petani di Kecamatan Kejayan.

Upaya konfirmasi kepada Dinas Pertanian maupun Pj Bupati Pasuruan melalui pesan WhatsApp (WA) pun, sejauh ini belum membuahkan hasil. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 284 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Pemkot Probolinggo Batalkan Rencana Bangun SMPN di Wilayah Barat, Disdikbud Beberkan Alasan

2 Agustus 2025 - 05:41 WIB

Bupati Tersentuh Nasib Lansia Tinggal di Rumah Tidak Layak di Kunir

1 Agustus 2025 - 20:37 WIB

Gubernur Khofifah Tinjau Sekolah Rakyat Terpadu di Jember, ini Pesannya

31 Juli 2025 - 21:54 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Gubernur Khofifah Sebut Gangguan Jalur Laut dan Darat Hambat Distribusi BBM ke Jember

31 Juli 2025 - 16:32 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo

31 Juli 2025 - 14:50 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Trending di Lingkungan