Menu

Mode Gelap
Polisi Tetapkan 5 Tersangka Pengeroyokan di Gondang Wetan Pasuruan, Seluruhnya Pelajar Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang Jembatan Beton Rp3,5 Miliar Gantikan Jembatan Bambu yang Ambruk Kreatif! Warga Kota Probolinggo Sulap Sayuran jadi Es Krim Favorit Bocil Tragis! Emak-emak Terlindas Truk di Jalur Pantura usai Antar Anak Bekerja Jelang Musim Hujan, 7 Wilayah KAI Daops 9 Jember Rawan Terdampak Bencana Alam

Lingkungan · 7 Okt 2023 19:01 WIB

Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Sungai Welang Pasuruan Sebabkan Gatal-gatal


					TERCEMAR: Sungai Warati didiga tercemar limbah pabrik dan airnya menyebabkan gatal-gatal pada kulit. (foto: Moh. Rois) Perbesar

TERCEMAR: Sungai Warati didiga tercemar limbah pabrik dan airnya menyebabkan gatal-gatal pada kulit. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Sungai Welang di Desa Wrati dan Desa Pacar Keling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, kondisinya memprihatinkan. Sungai tersebut diduga tercemar akibat pembuangan limbah pabrik, sehingga menyebabkan bau busuk bahkan airnya menyebabkan gatal-gatal.

Pantauan langsung di lokasi, air Sungai di desa itu terlihat berwarna hijau. Warga sekitar sangat menduga bahwa bau busuk yang menyengat berasal dari pembuangan limbah pabrik di sekitar sungai.

“Ini mungkin akibat pabrik yang membuang limbah ke sungai ini,” kata Hartono, seorang warga Desa Pacar Keling kepada PANTURA7.com, Sabtu (7/10/2023) sore.

Hartono melaporkan bahwa masalah ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan yang lalu. Baunya sangat tajam hingga ke kampung. Bahkan beberapa warga merasa sangat tidak nyaman hingga merasa mual karena mencium bau busuk tersebut.

“Baunya sangat menyengat, bahkan warga banyak yang mau muntah,” kata Hartono.

Afandi, warga lainnya, juga mengatakan hal yang sama. Ia mengungkapkan bahwa bau tak sedap ini terasa lebih kuat terutama pada sore hari hingga dini hari. Sebelumnya, sungai ini digunakan oleh warga setempat untuk mencuci dan mandi, tetapi semenjak sungai tercemar limbah pabrik, warga sudah tidak berani lagi melakukan aktivitas tersebut di sungai.

Tidak hanya itu, gangguan kesehatan juga dirasakan oleh anak-anak, dengan beberapa di antaranya mengalami gatal-gatal setelah mandi di sungai. Selain itu, warga juga menyaksikan sejumlah ikan mati di sungai tersebut, mengindikasikan tingkat pencemaran yang signifikan.

“Kalau anak anak kan sulit dibilangi, tidak boleh mandi mandi saja, pulang pulang gatal,”

Afandi berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap pabrik yang diduga sebagai sumber pencemaran ini.

“Harapannya, sungai ini bisa kembali bersih dan aman untuk digunakan sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian oleh warga setempat,” harapannya. (*)

 

Editor: Mohamad S.

 

Artikel ini telah dibaca 242 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kemarau Basah di Lumajang Picu Longsor, Banjir, dan Ancaman Lahar Dingin Semeru

17 September 2025 - 20:06 WIB

Gunung Semeru Erupsi 2.449 Kali Sepanjang Januari Hingga September

17 September 2025 - 19:52 WIB

Kemarau Basah Picu Risiko Banjir Lahar Semeru, Enam Kecamatan Masuk Zona Rawan

17 September 2025 - 16:25 WIB

Mekarnya Tabebuya di Embong Kembar, Ketika Lumajang Menyulap Diri Jadi Negeri Sakura

12 September 2025 - 13:06 WIB

Longsor Tutup Jalur Lumajang-Malang, Sistem Buka-Tutup Diberlakukan

10 September 2025 - 11:42 WIB

Perkuat Jalur Gumitir, Pemasangan Beronjong di Tikungan Khokap Dikebut

27 Agustus 2025 - 03:35 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Ingatkan Hindari Kawasan Rawan Longsor dan Banjir

21 Agustus 2025 - 20:20 WIB

TRC dan Loader Dikerahkan, BPBD Lumajang Buka Akses Jalan Tertimbun Longsor

20 Agustus 2025 - 14:16 WIB

Jelang Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Warga Protes Kerusakan Hutan di Kawasan Proyek Tol Probowangi

16 Agustus 2025 - 19:55 WIB

Trending di Lingkungan