Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Lingkungan · 7 Okt 2023 19:01 WIB

Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Sungai Welang Pasuruan Sebabkan Gatal-gatal


					TERCEMAR: Sungai Warati didiga tercemar limbah pabrik dan airnya menyebabkan gatal-gatal pada kulit. (foto: Moh. Rois) Perbesar

TERCEMAR: Sungai Warati didiga tercemar limbah pabrik dan airnya menyebabkan gatal-gatal pada kulit. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Sungai Welang di Desa Wrati dan Desa Pacar Keling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, kondisinya memprihatinkan. Sungai tersebut diduga tercemar akibat pembuangan limbah pabrik, sehingga menyebabkan bau busuk bahkan airnya menyebabkan gatal-gatal.

Pantauan langsung di lokasi, air Sungai di desa itu terlihat berwarna hijau. Warga sekitar sangat menduga bahwa bau busuk yang menyengat berasal dari pembuangan limbah pabrik di sekitar sungai.

“Ini mungkin akibat pabrik yang membuang limbah ke sungai ini,” kata Hartono, seorang warga Desa Pacar Keling kepada PANTURA7.com, Sabtu (7/10/2023) sore.

Hartono melaporkan bahwa masalah ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan yang lalu. Baunya sangat tajam hingga ke kampung. Bahkan beberapa warga merasa sangat tidak nyaman hingga merasa mual karena mencium bau busuk tersebut.

“Baunya sangat menyengat, bahkan warga banyak yang mau muntah,” kata Hartono.

Afandi, warga lainnya, juga mengatakan hal yang sama. Ia mengungkapkan bahwa bau tak sedap ini terasa lebih kuat terutama pada sore hari hingga dini hari. Sebelumnya, sungai ini digunakan oleh warga setempat untuk mencuci dan mandi, tetapi semenjak sungai tercemar limbah pabrik, warga sudah tidak berani lagi melakukan aktivitas tersebut di sungai.

Tidak hanya itu, gangguan kesehatan juga dirasakan oleh anak-anak, dengan beberapa di antaranya mengalami gatal-gatal setelah mandi di sungai. Selain itu, warga juga menyaksikan sejumlah ikan mati di sungai tersebut, mengindikasikan tingkat pencemaran yang signifikan.

“Kalau anak anak kan sulit dibilangi, tidak boleh mandi mandi saja, pulang pulang gatal,”

Afandi berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas terhadap pabrik yang diduga sebagai sumber pencemaran ini.

“Harapannya, sungai ini bisa kembali bersih dan aman untuk digunakan sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian oleh warga setempat,” harapannya. (*)

 

Editor: Mohamad S.

 

Artikel ini telah dibaca 220 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Portal Jalan Tambakrejo–Lumbang Ditata Ulang, Mobil Damkar Jadi Tolak Ukur

2 Agustus 2025 - 18:04 WIB

Jalur Lumajang-Malang via Piket Nol Tertutup Longsor di Enam Titik

31 Juli 2025 - 19:36 WIB

Cuaca Ekstrem, BPBD Lumajang Imbau Penambang Waspada Banjir di Aliran Sungai Semeru

31 Juli 2025 - 16:05 WIB

Bakal Dipercantik, Alun-alun Kota Probolinggo Ditutup 5 Bulan

30 Juli 2025 - 16:31 WIB

Material Tanah dan Batu Besar Menutup Jalur Piket Nol Lumajang

29 Juli 2025 - 15:05 WIB

Pemkot Probolinggo Pindahkan CFD dari Alun-alun ke Jalan Suroyo, ini Sebabnya

24 Juli 2025 - 05:38 WIB

Jalur Gumitir Ditutup Dua Bulan, Ini Rute Jalur Pengganti Jember-Banyuwangi

23 Juli 2025 - 22:06 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Trending di Lingkungan