Probolinggo – Sebuah video viral di media sosial (medsos) yang menayangkan, seorang wisatawan mancanegara (wisman) kencing di kawah Gunung Bromo. Sontak video yang direkam sendiri oleh wisman saat kencing itu viral dan mendapatkan banyak kecaman dari warganet (netizen), termasuk dari pelaku usaha wisata.
Dalam video yang berdurasi sekitar 24 detik ini terlihat, dua wisman sedang membuat video kunjungannya di Gunung Bromo. Namun di akhir video, wisman laki-laki itu berbuat tidak terpuji dengan kencing di bibir kawah Gunung Bromo.
Video yang diunggah di Instagram reels oleh akun bernama @hometown.earth sekitar pukul 02.00, hingga pukul 10.00 sudah mendapat 55 komentar kecaman.
Aksi dua wisman itu juga dikecam para pelaku wisata, salah satunya Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo P. Djamaluddin.
Ia menyayangkan, video yang telah beredar ini, selain melecehkan dan menyinggung adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat Suku Tengger, juga dinilai melanggar kesopanan.
“Besar harapan saya, agar wisatawan tersebut meminta maaf terhadap aksinya yang sudah viral tersebut. Saya juga saya berharap pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memasang tulisan larangan dan imbauan kepada wisatawan di tempat-tempat sakral di Gunung Bromo,” ujar Yoyok, panggilan akrab Digdoyo P. Djamaluddin, Rabu (14/9/2022).
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Subbagian Data, Evaluasi Laporan, dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Sarif Hidayat mengatakan prihatin, kecewa, dan menyayangkan atas perilaku wisman tersebut. Sebab, selain tidak etis karena kencing di sembarang tempat, ulah wisman itu mencederai kesakralan lokasi yang dihormati.
“Bromo Tengger Semeru ini selain karena eksotis, juga disucikan dan dihormati oleh warga Suku Tengger. Sehingga seyogyanya seluruh wisatawan yang bertamu juga menghormati kesakralan lokasi-lokasi Gunung Bromo,” ujarnya.
Selain itu, BB TNBTS akan mengupayakan edukasi baik dari media sosial maupun lainnya. Tujuannya agar dapat menambah wawasan wisatawan yang berkunjung ke Bromo. “Diharapkan edukasi dan pendekatan secara persuasif ini bisa efektif, sehingga masyarakat, dan wisatawan dapat mengerti tentang Gunung Bromo,” kata Sarif. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.
