Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Nasional · 23 Jul 2022 20:12 WIB

Dolanan Tradisional Warnai Peringatan Hari Anak Nasional 2022 di Krejengan


					Dolanan Tradisional Warnai Peringatan Hari Anak Nasional 2022 di Krejengan Perbesar

Krejengan,- Momentum Hari Anak Nasional 2022, Sabtu (23/7/22), jadi ajang unjuk gigi bagi anak-anak di Komunitas Negeri Dolanan Anak Desa (Ndonesa), guna memperkenalkan permainan tradisional.

Ragam permainan anak tradisional pun diperagakan di Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo. Anak-anak tampak antusias, seolah-olah mereka tidak mengenal gadget.

Inisiator komunitas Ndonesa, Khoirul Umam mengatakan, aneka permainan tradisional yang diperagakan pas untuk memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional, yang jatuh setiap tanggal 23 Juli. Agar lebih semarak, ia juga melibatkan beberapa lembaga pendidikan tingkat dasar di wilayah setempat sebagai peserta.

“Ya kami ada disini untuk mempersatukan anak-anak desa. Ini ada perwakilan dari beberapa lembaga seperti Madarasah Ibtidaiyah (MI) Sirajul Ulum, MI Nurul Dlolam, MI Syu’batul Kholafiah, dan Sekolah Dasar (SD) II Jatiurip,” terang Umam.

Dalam kesempatan itu, juga ada suntikan motivasi terhadap anak-anak, untuk menambah kecintaan mereka terhadap dolanan (permainan) tradisional. Pemahaman tentang ragam permainan, makna dan cara bermain juga diberikan.

“Contohnya seperti hompimpa ala ihom gambreng, mereka pastinya tidak mengerti apa artinya meski sering diucapka. Kami beri pemahaman bahwa itu artinya dari tuhan kembali ke tuhan ayo kita bermain. Itu berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti positif,” urainya.

“Tentunya permainan tradisional ini kita galakkan untuk mengurangi ketergantungan dan kecanduan generasi kita terhadap gadget yang membatasi dunia sosial mereka. Agar anak-anak peduli pada lingkungan sosial sekitar, maka sejak dini harus kita tanamkan,” ia menambahkan.

Ketua Gugus Tugas Desa Layak Anak (GTDLA) Desa Jatiurip Mohamad Najib Efendi mengatakan, kegiatan tersebut efektif untuk mengurangi candu gadget. Selain itu, penempaan terhadap permainan tradisional dapat meningkatkan kreatifitas anak.

“Ketergantungan anak terhadap gadget itu sangat tidak baik karena masa anak-anak bukan waktunya untuk menikmati gadget. Alhamdulillah, sekitar 150 anak perwakilan dari bebebrapa lembaga desa yang hadir antusias,” ujarnya. (*) 

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas

16 Juni 2025 - 14:39 WIB

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Renggut Nyawa Ketua PCNU Pamekasan Karena Sopir Tertidur Sesaat

14 Juni 2025 - 15:53 WIB

Innova Zenix Tabrak Truk di Tol Paspro, Ketua PCNU Pamekasan dan Istri Meninggal Dunia

14 Juni 2025 - 11:39 WIB

Jenazah Wanita Tewas Tanpa Busana di Grati Pasuruan Dimakamkan

11 Juni 2025 - 22:28 WIB

Identitas Wanita Tewas di Grati Terungkap, Keluarga Mengaku Sangat Terpukul

11 Juni 2025 - 17:16 WIB

Menteri Kebudayaan dan Bupati Probolinggo Dikukuhkan Jadi Warga Kehormatan Suku Tengger

11 Juni 2025 - 08:27 WIB

Mentan Amran Serukan Peran Bulog dan Pemerintah dalam Stabilkan Produksi Padi Nasional

10 Juni 2025 - 15:48 WIB

Wanita Ditemukan Tewas Telanjang di Kamar Rumah Warga Grati, Penghuni Rumah Menghilang

10 Juni 2025 - 14:31 WIB

150 Ton Tebu per Hektar, Target Ambisius atau Terlalu Idealis

10 Juni 2025 - 12:45 WIB

Trending di Nasional