Menu

Mode Gelap
Penahanan Ijazah Karyawan Jadi SOP di Koperasi Lumajang, Bupati Indah Minta Segera Dikembalikan Gerbong Mutasi Perdana era Gus Fawait Bergulir, 20 Pejabat Eselon II Digeser Wali Kota Pasuruan Susur Sungai, Disangka Cari Balita Hilang Gubernur Khofifah Bagi-bagi Duit di Probolinggo, Nilai Total Rp 10 Miliar Pemkab Jember Siapkan 8 Ribu Kuota Beasiswa Kuliah, Termasuk Biaya Hidup Cemburu Buta Latarbelakangi Pembacokan di Rumah Kos Mayangan Kota Probolinggo

Ekonomi · 2 Des 2020 09:58 WIB

Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Bikin ‘Semaput’


					Nelayan Tak Melaut, Harga Ikan Bikin ‘Semaput’ Perbesar

PAITON-PANTURA7.com, Cuaca laut yang tak bersahabat belakangan ini, membuat para nelayan di Pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton, Kabupaten Probolinggo,  memilih tak melaut. Mayoritas nelayan, mengisi waktu luangnya dengan memperbaiki kapal dan alat tangkapnya.

Sudarman (46) nelayan asal Desa Sumberanyar, Kecamatan Paiton mengatakan, sudah cukup lama ia tak melaut mencari ikan. Cuaca yang ekstrem memaksanya libur sementara, sampai cuaca laut kembali bersahabat dengan nelayan.

“Jadi saat ini para nelayan menyibukkan diri untuk perbaikan kapal dan alat tangkapnya takut ada bagian yang rusak. Sekaligus bersih-bersih kapal, untuk persiapan melaut lagi ketika cuaca sudah mendukung,” Kata Sudarman, Selasa (1/12/2020).

Hal serupa juga disampaikan Mohamad Abbas (43) nelayan asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan. Menurut Abbas, selain cuaca tak bersahabat, nelayan sekitar memilih tak melaut juga lantaran desanya didatangi banjir rob.

“Selain banjir rob, kami juga tidak mau ambil resiko besar jika cuaca seperti sekarang. Kalau bersikukuh melaut dampaknya kerusakan kapal sangat besar. Kalau sudah rusak, biaya perbaikan tak tanggung-tanggung mahalnya,” ujar Abbas.

Jika sudah terjadi kerusakan pada kapal, lanjut Abbas, paling sedikit pemilik kapal harus mengeluarkan biaya minimal Rp 10 juta, jika kerusakan kapal tidak terlalu parah. Jika kerusakan kapal tergolong parah, kata dia, pemilik harus menyediakan uang minimal Rp 20-30 juta.

“Itu cuma perbaikan kapal, mesin, cat dan yang lainnya. Beda lagi untuk perbaikan alat-alat tangkap, seperti jaring, bedak ikan dan semacamnya. Kalau tetap melaut, dan tidak dapat tangkapan tidak hanya rugi tenaga, tapi biaya juga,” curhat dia.

Liburnya nelayan, berdampak pada harga jual ikan di pasar tradisional di wilayah Kabupaten Probolinggo. Harga komoditas ikan laut melonjak drastis, diantaranya ikan merahan dan tongkol, yang kenaikan harga jualnya hingga 40 persen.

“Ikan merahan dari harga Rp 15 ribu naik jadi Rp 20 ribu per kilogram, tongkol dari Rp 15 ribu sekarang sudah dijual Rp 20 sampai Rp 25 ribu per kilogram tergantung ukurannya. Rata-rata harga ikan naik,” kata Sumiati (50) pedagang ikan di TPI Paiton. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Serapan Tembakau tak Maksimal, HKTI Probolinggo Temui Bupati Gus Haris

17 Juni 2025 - 22:59 WIB

Perputaran Uang Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Capai Rp 30 Miliar

14 Juni 2025 - 14:23 WIB

PHRI Lumajang Nilai Kebijakan Mendagri Buka Peluang Besar Pertumbuhan Hotel dan Restoran

8 Juni 2025 - 08:58 WIB

Terjadi Deflasi, Harga Cabai di Jember Turun Drastis

4 Juni 2025 - 01:41 WIB

Gurihnya Keripik Talas Lereng Gunung Semeru Rambah Luar Daerah

29 Mei 2025 - 17:17 WIB

Laris Sebelum Hari H, Sapi Kurban di Pasuruan Hampir Habis

28 Mei 2025 - 17:14 WIB

Disporapar Probolinggo Gelar Pelatihan Digital, Dorong Pegiat Ekonomi Kreatif Kuasai Teknologi

28 Mei 2025 - 16:43 WIB

Jual Sapi Zaman Now: Offline, Online, tetapi Tetap Bikin Dompet Tebal

27 Mei 2025 - 17:16 WIB

Menjelang Idul Adha, Harga Hewan Ternak di Lumajang Merangkak Naik

24 Mei 2025 - 18:34 WIB

Trending di Ekonomi