Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe Kelimpungan

Kraksaan,- Harga kedelai di Kabupaten Probolinggo akhir-akhir ini merangkak naik. Hal itu membuat sejumlah produsen tempe dan tahu kelimpungan.

Seperti yang diungkapkan seorang produsen tempe di Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Abdillah (32). Menurutnya, harga kedelai yang mulanya sekitar Rp10 ribu per kilogram (Kg), kini naik menjadi Rp13 ribu/kg.

“Naik sudah sejak dua hari lalu. Pertamanya itu naik Rp1.000, tetapi kemarin itu saya kulak kedelai sudah naik lagi sampai Rp13 ribu/Kg,” terang Abdillah, Sabtu (24/9/22).

Menurutnya, mahalnya harga kedelai itu membuatnya serba kesusahan. Sebab sebelumnya, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah naik.

“Dua sektor terpenting dalam ekonomi saya sekarang sama-sama mahal, jadi ya semakin kesulitan dengan keadaan seperti ini. Bensin buat operasional sudah mahal, ditambah bahan pokok usaha juga mahal, pusing saya,” keluhnya.

Dijelaskan Abdillah, ia menggunakan kedelai impor karena kualitasnya lebih bagus dibanding kedelai lokal. Dalam sehari, ia membutuhkan 2 ton kedelai sebagai bahan baku produksi tempe.

“Kalau pakai kedelai lokal, kualitasnya lebih jelek, tidak mengembang. Rasanya juga memang lebih enak kedelai impor,” terangnya.

Hal serupa juga sampaikan M. Thoif (31), perajin tempe asl Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Ia terpaksa pun menaikkan harga jual tempe hasil produksnya agar tidak rugi.

“Ya kalau tidak dinaikkan harga tempenya, saya bisa bangkrut. Harga bahan pokoknya sudah naik, kalau saya tetap di harga lama ya tidak bisa produksi lagi,” ujarnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Baca Juga  Cuaca Buruk, Harga Ikan Laut Meroket

Baca Juga

Bawang Merah Probolinggo Tersisih di Kalimantan, Ternyata ini Sebabnya?

Probolinggo,- Bawang merah asal Probolinggo dan sejumlah daerah di Jawa dikabarkan tidak bisa masuk ke Kalimantan …