Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 11 Jul 2020 10:39 WIB

Pandemi Covid-19, Harga Garam Justru Meroket


					Pandemi Covid-19, Harga Garam Justru Meroket Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tak membuat petani garam di Kabupaten Probolinggo stop produksi. Sebaliknya, mereka tetap bekerja seperti biasa, sehingga distribusi komoditas bumbu dapur itu tetap tersedia.

Ketua Kelompok Petambak Garam Kalibuntu Sejahtera Suparyono menjelaskan, produksi garam semasa musim kemarau cukup baik. Bahkan, tidak hanya dijual ke pasar lokal, garam juga didistribusikan ke pasar luar daerah mulai dari Papua hingga ke Bali.

“Pengiriman tetap lancar, tidak terganggu sama sekali meskipun sedang pandemi virus korona. Harganya sekarang juga normal, bahkan naik ketika sudah dikirim ke luar pulau, seperti Papua dan Bali,” kata Suparyono, Sabtu (11/7/2020).

Meski tak ‘tersentuh’ pandemi dan harga garam naik, namun petani dibenturkan dengan minimnya hasil produksi. Sebab, proses kristalisasi garam tidak maksimal lantaran cuaca saat ini tidak terlalu baik, dimana terik matahari tidak maksimal.

“Produksinya sekarang agak terganggu, tetapi bukan karena pandemi, namun karena faktor cuaca,” jelas dia saat dikonfirmasi via jaringan seluler.

Harga garam ditingkat petani, sambungnya, saat ini terbilang tinggi. Saat garam dikirim keluar daerah, harga jualnya kisaran Rp 700-800 per kilogram, sementara di Kabupaten Probolinggo harga jual dipatok Rp 400-450 per kilogram.

“Memang wajar harga garam disini tidak sampai Rp 500 per kilogram. Beda jika dikirim ke luar daerah, harga jualnya bisa mencapai Rp 800 per kilogram. Sekali kirim, biasanya 20 sampai 30 ton,” ulas Suparyono. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi