Menu

Mode Gelap
Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan Lengkapi Pemeriksaan, Giliran Korlantas Polri Olah TKP Laka Bus di Jalur Bromo Tanamkan Karakter Anti Korupsi, Pemkab Probolinggo Gelar Anti Corruption Fest 2025 Kapolres Probolinggo Jamin Penanganan Laka Bus di Jalur Bromo Maksimal Laka Maut di Jalur Bromo Tewaskan 8 Orang, ini Pengakuan Sopir Bus Era Baru Dimulai, Nun Hafid dan Kiai Wasik Pimpin NU Kraksaan

Kesehatan · 28 Jun 2020 15:12 WIB

13.206 Balita di Probolinggo Alami Stunting


					13.206 Balita di Probolinggo Alami Stunting Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Angka stunting di Kabupaten Probolinggo masih sekitar 16 persen dari jumlah keseluruhan balita yang ada. Karena itu, pemerintah setempat mewanti-wanti agar para orang tua tidak mengabaikan gizi bayinya.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Pemkab Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, pihak pertama yang paling bertanggung jawab atas kesehatan anak adalah orang tua.

Orang tua, khususnya pihak ibu, menurut Tutug, harus terus memperhatikan asupan gizi terhadap anaknya, sejak dalam masa kandungan hingga lahir dan tumbuh berkembang.

“Selanjutnya adalah lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebagai individu atau pribadi, khususnya dalam pengetahuan gizi perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Tutug, Minggu (28/6/2020).

Oleh karena itu, lanjutnya, pencegahan stunting menjadi permasalahan yang harus dihadapi dan ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak. Baik itu pemerintah, pengusaha swasta, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Kami mengajak secara bersama-sama untuk meningkatkan peran posyandu dan kader tingkat desa. Mereka merupakan garda terdepan yang sangat strategis dan konkret di lapangan,” tutur mantan Kepala Diskominfo Kabupaten Probolinggo ini.

Angka stunting di Kabupaten Probolinggo, jelas Tutug, masih cukup tinggi meski angka pastinya masih terdapat perbedaan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun tahun 2018, angka stunting sebesar 39,9%.

Sementara, lanjut Tutug, berdasarkan bulan timbang per bulan Agustus 2019, angka stunting sebesar 16,37% atau sejumlah 13.206.

“Kami menekankan, bahwa semua Kepala OPD, camat dan kepala desa dan pihak-pihak yang tergabung dalam tim pencegahan stunting agar melakukan pemetaan secara cermat sebaran virus yang ada di masyarakat,”paparnya.

Dengan begitu, imbuh Tutug, tidak hanya stunting namun juga Covid-19, TBC, HIV AIDS, angka kematian anak dan angka kematian ibu, bisa ditekan. “Sehingga memudahkan dalam upaya melakukan intervensi penurunan angkanya,” tutup mantan Kepala Bappeda ini. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kasus Campak Melonjak di Jember, Pencegahan Terhambat Imunisasi

29 Agustus 2025 - 14:18 WIB

Sebanyak 1.320 Kasus TBC di Lumajang, Anak dan Usia Produktif Paling Rentan

12 Agustus 2025 - 14:42 WIB

RSUD Lumajang Ungkap Fakta Meningkatnya Kasus Gangguan THT

8 Agustus 2025 - 17:23 WIB

Ratusan Warga Jember Ikuti Operasi Katarak Gratis, Lansia Prioritas

5 Agustus 2025 - 22:49 WIB

Waspada! Pasien Sakit Musiman di Jember Melonjak Gara-gara Anomali Cuaca

5 Agustus 2025 - 19:12 WIB

Capaian Cek Kesehatan Gratis Lumajang Baru 12,7 Persen, Tantangan Edukasi Masih Besar

27 Juli 2025 - 11:24 WIB

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Trending di Internasional