Menu

Mode Gelap
Pedang Pora Sambut Kedatangan AKBP M. Wahyudin Latif di Polres Probolinggo Warga Kupang NTT Ditemukan Meninggal di Kamar Hotel Jember, ini Dugaan Penyebabnya Infrastruktur Belum Siap, Lumajang Absen dari Peluncuran Serentak Sekolah Rakyat Belum Ditemukan, Keluarga Korban Perahu Terbalik di Lekok Masih Berharap Korban Selamat Pendaki Muda Hilang Setelah Bertingkah Aneh, Ditemukan Lemas di Lereng Gunung Lemongan Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo, Siswa Ikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Kesehatan · 28 Jun 2020 15:12 WIB

13.206 Balita di Probolinggo Alami Stunting


					13.206 Balita di Probolinggo Alami Stunting Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Angka stunting di Kabupaten Probolinggo masih sekitar 16 persen dari jumlah keseluruhan balita yang ada. Karena itu, pemerintah setempat mewanti-wanti agar para orang tua tidak mengabaikan gizi bayinya.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Pemkab Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, pihak pertama yang paling bertanggung jawab atas kesehatan anak adalah orang tua.

Orang tua, khususnya pihak ibu, menurut Tutug, harus terus memperhatikan asupan gizi terhadap anaknya, sejak dalam masa kandungan hingga lahir dan tumbuh berkembang.

“Selanjutnya adalah lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebagai individu atau pribadi, khususnya dalam pengetahuan gizi perilaku hidup bersih dan sehat,” kata Tutug, Minggu (28/6/2020).

Oleh karena itu, lanjutnya, pencegahan stunting menjadi permasalahan yang harus dihadapi dan ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak. Baik itu pemerintah, pengusaha swasta, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Kami mengajak secara bersama-sama untuk meningkatkan peran posyandu dan kader tingkat desa. Mereka merupakan garda terdepan yang sangat strategis dan konkret di lapangan,” tutur mantan Kepala Diskominfo Kabupaten Probolinggo ini.

Angka stunting di Kabupaten Probolinggo, jelas Tutug, masih cukup tinggi meski angka pastinya masih terdapat perbedaan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun tahun 2018, angka stunting sebesar 39,9%.

Sementara, lanjut Tutug, berdasarkan bulan timbang per bulan Agustus 2019, angka stunting sebesar 16,37% atau sejumlah 13.206.

“Kami menekankan, bahwa semua Kepala OPD, camat dan kepala desa dan pihak-pihak yang tergabung dalam tim pencegahan stunting agar melakukan pemetaan secara cermat sebaran virus yang ada di masyarakat,”paparnya.

Dengan begitu, imbuh Tutug, tidak hanya stunting namun juga Covid-19, TBC, HIV AIDS, angka kematian anak dan angka kematian ibu, bisa ditekan. “Sehingga memudahkan dalam upaya melakukan intervensi penurunan angkanya,” tutup mantan Kepala Bappeda ini. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Gandeng UJ, Pemkab Lumajang Operasi Gratis Bibir Sumbing

13 Juli 2025 - 16:27 WIB

Canangkan Zero Kusta, Pemkab Probolinggo Gandeng Organisasi Pemerhati Kusta Internasional

9 Juli 2025 - 19:37 WIB

Kasus Kusta Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, The Nippon Foundation Turun Tangan

9 Juli 2025 - 19:09 WIB

Dokter Muter: Harapan Baru Warga Terpencil Dusun Bakah Lumajang

3 Juli 2025 - 18:28 WIB

Ancaman di Balik Genangan Air: Leptospirosis Mengintai Warga Lumajang

2 Juli 2025 - 16:04 WIB

Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional

16 Juni 2025 - 10:58 WIB

Covid-19 Kembali Mengintai, Dinkes Jember Minta Warga Tidak Panik

12 Juni 2025 - 18:01 WIB

Tiga Tahun Mangkrak, Klinik NU Jember Akhirnya Resmi Dibuka

5 Juni 2025 - 18:15 WIB

Bunda Indah: Masker Tetap Wajib, Antisipasi Covid-19 dan Polusi Udara di Lumajang

5 Juni 2025 - 15:40 WIB

Trending di Kesehatan