Menu

Mode Gelap
Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun Tinjau Pembangunan Jembatan Penghubung Condong – Brabe, Gus Haris Upayakan Akses Permanen Kesetrum Saat Kegiatan Sekolah, Siswa SMPN 3 Kota Pasuruan Tewas Tiga Direktur BUMD Lumajang Mundur, Bupati Siapkan Seleksi Visioner dan Audit PD Semeru Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib

Budaya · 3 Mei 2025 20:50 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan


					KHIDMAT: Suasana prosesi ibadah dalam rangka Hari Raya Kuningan di Pura Randu Agung, Desa Sapikerep, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani). Perbesar

KHIDMAT: Suasana prosesi ibadah dalam rangka Hari Raya Kuningan di Pura Randu Agung, Desa Sapikerep, Kec. Sukapura, Kab. Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Umat Hindu Suku Tengger di lereng Gunung Bromo, merayakan Hari Raya Kuningan, Sabtu (3/5/25). Kemeriahan ritual keagamaan ini salah satunya terlihat di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Hari Raya Kuningan dilaksanakan 10 hari setelah pelaksanaan Hari Raya Galungan. Umat Hindu Suku Tengger di Desa Sapikerep merayakannya dengan beribadah di Pura Randu Agung.

Sebelum masuk ke pura, umat Hindu terlebih dahulu ditetesi air suci tirta sebagai simbol bahwa mereka telah menyucikan diri dari hal-hal yang negatif.

Dukun Pinandita Umat Hindu Tengger, Karmila mengatakan, Hari Raya Kuningan ini menandai pulangnya leluhur ke alam spiritual setelah berkunjung ke bumi selama 10 hari pasca diundang saat ritual Hari Raya Galungan.

“Ritual Hari Raya Kuningan maknanya yakni sembahyang untuk memulangkan roh leluhur yang sebelumnya kita undang dan kita kembalikan ke alam spiritual,” kata Karmila.

Selain sembahyang, umat Hindu Suku Tengger juga berdoa berisi harapan-harapan setiap warga. Sebelum rangkaian Hari Raya Kuningan berakhir, umat Hindu kembali ditetesi air suci.

Salah satu doa yang dipanjatkan yakni agar merek diberi kesehatan dan keselamatan. Selain itu, juga agar lahan pertanian warga dilindungi dari berbagai hama dan penyakit.

“Doa warga tentunya agar keluarganya diberi kesehatan dan keselamatan saat beraktifitas,” imbuh Karmila. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dihadiri Menteri Kebudayaan, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan di Pura Luhur Poten

11 Juni 2025 - 14:37 WIB

Mengenal Sate Lanjeng, Tradisi Tahunan Santri Bani Rancang Probolinggo saat Idul Adha

10 Juni 2025 - 06:35 WIB

Ngater Kajien Iringi Keberangkatan Belasan Jamaah Calon Haji asal Pulau Gili Ketapang

25 Mei 2025 - 13:17 WIB

Desa Senduro, Permata Lumajang dalam Program Berseri: dari Alam hingga Moderasi Beragama

19 Mei 2025 - 17:20 WIB

Pradaksina, Ritual Puncak Perayaan Waisak di Klenteng Tri Dharma Sumber Naga Probolinggo

13 Mei 2025 - 08:54 WIB

Pariwisata Lumajang Butuh Inklusi Pelaku Lokal, Bukan Sekadar Panggung untuk EO Luar

11 Mei 2025 - 16:10 WIB

Batu Badar Besi Semeru, Ikon Langka dari Lumajang

11 Mei 2025 - 10:26 WIB

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Trending di Budaya