Menu

Mode Gelap
Kesiapan Maksimal Lumajang Jaga Kesehatan Masyarakat di Tengah Tren Positif Covid-19 Nasional Sepasang Kekasih Kena Begal di Jalan Barito Kota Probolinggo, Motor Raib Tersangka Sabu Asal Nguling Diciduk, Polisi Kembangkan hingga Tangkap Pemasok di Probolinggo Kolaborasi Warga – Pemerintah di Candipuro, Perbaiki Tiga Jalan Desa Pemotongan Hewan Kurban di Probolinggo Libatkan 243 Desa, Tahun Depan Target Sapu Bersih Dari Rp1 Juta ke Rp92 Juta, Pengelolaan Tumpak Sewu Baru Beres Setelah Bupati Lumajang Turun Tangan

Lingkungan · 15 Apr 2025 02:58 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025


					Ilustrasi saat musim penghujan. Perbesar

Ilustrasi saat musim penghujan.

Probolinggo,- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya memprediksi akan terjadi cuaca ekstrim di Jawa Timur, seiring akan berakhirnya musim penghujan.

Sejumlah daerah pun diprediksi akan segera memasuki masa peralihan. Adapun Di Kota Probolinggo, akhir musim penghujan diperkirakan terjadi pada akhir April 2025.

Dalam prediksi BMKG Juanda, cuaca ekstrim diyakini terjadi pada tanggal 13 – 19 April 2025. Pada situasi ini, bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor, hingga puting beliung, rawan terjadi.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Probolinggo, Sugito Prasetyo mengatakan, saat ini Kota Probolinggo sudah memasuki akhir musim penghujan. Namun demikian, potensi turunnya hujan masih bisa terjadi.

“Potensi hujan masih ada dan masih bisa terjadi. Dengan akan terjadinya cuaca ekstrim, potensi bencana sama seperti daerah lain, hanya beda di tingkat kekeringan saja,” kata Sugito, Senin (14/4/25).

Ia menjelaskan, untuk musim pancaroba di Kota Probolinggo akan terjadi pada akhir April 2025. Sehingga jika melihat analisa BMKG, maka musim kemarau di Kota Probolinggo, terjadi mulai Mei – hingga Oktober 2025.

Dengan prediksi akan terjadinya cuaca ekstrim akibat pancaroba, BPBD Kota Probolinggo mengimbau agar warga senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, khususnya saluran irigasi dari tumpukan sampah.

Selain itu warga diminta agar tidak membakar sampah sembarangan karena hembusan angin mencapai 10 kilometer per jam sehingga berpotensi mengakibatkan kebakaran.

“Pancaroba juga berpotensi munculnya penyakit, sehingga masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat,” Sugito memungkasi. (*)

 


Editor : Mohammad S

Publisher : Keyra


Artikel ini telah dibaca 89 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pasca Yadnya Kasada, Polres Probolinggo Kerahkan Personel Bersih-bersih Bromo

14 Juni 2025 - 20:35 WIB

Lahan Pertanian di Lereng Bromo Jarang Tersentuh Pupuk Subsidi, Pemkab Probolinggo Cari Solusi

13 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pasca Yadnya Kasada, Satu Ton Sampah Berserakan di Kawasan Bromo

12 Juni 2025 - 16:20 WIB

Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Setinggi 750 Meter

11 Juni 2025 - 16:19 WIB

Inovasi Desa Purworejo Lumajang Ubah Sampah Organik Jadi Makanan Magot Bernilai Ekonomis Tinggi

28 Mei 2025 - 15:59 WIB

Dinilai Rusak Lingkungan, DPRD Jember Desak Operasional Perusahaan Tambak Dihentikan

27 Mei 2025 - 18:07 WIB

Cuaca Ekstrem Hambat Perbaikan Tanggul Kebondeli, Pemerintah Prioritaskan Keselamatan Warga

25 Mei 2025 - 18:47 WIB

DPRD Sebut Ancaman Kerusakan Makin Parah, PT Kalijeruk di Lumajang Terbukti Langgar Administrasi

25 Mei 2025 - 09:15 WIB

Alih Fungsi Lahan 1.200 Hektar di Lumajang Ancam Banjir dan Krisis Air Bersih

23 Mei 2025 - 20:41 WIB

Trending di Lingkungan