Menu

Mode Gelap
Cidera Parah, 9 Korban Kecelakaan Bus di Jalur Bromo Dioperasi Takziah ke Rumah Duka Laka Bus Bromo, Gubernur Khofifah Janjikan Beasiswa Buron Dua Bulan, Pengedar Sabu Diciduk di Prigen Paralayang di Kawasan Bromo Dilarang, Pelanggar Terancam Sanksi Adat Ketua Komisi D DPRD Lumajang Turun ke Pasrujambe, Serap Aspirasi Kesehatan Warga Pemkab Lumajang Kucurkan Rp891 Juta dari DBHCHT untuk Bangun 54 Gudang Pengering Tembakau

Ekonomi · 8 Des 2024 15:31 WIB

Mengintip Peluang Investasi Pertanian di Lumajang, Padi dan Ubi Menjanjikan


					MENJANJIKAN: Menanam padi menjadi peluang bisnis menjanjikan di wilayah Kabupaten Lumajang. (foto: Istimewa). Perbesar

MENJANJIKAN: Menanam padi menjadi peluang bisnis menjanjikan di wilayah Kabupaten Lumajang. (foto: Istimewa).

Lumajang,- Kabupaten Lumajang menjadi salah satu darrah dengan tingkat ketahanan pangan terbesar di Jawa Timur. Salah satunya, berkat melimpahnya padi dan Ubi Jalar Pasrujambe.

“Lumajang dapat menghasilkan padi 469.347 ton per tahun dan Ubi Jalar Pasrujambe sebagai unggulan yang berpeluang untuk ekspor dengan produksi 177 kwintal per tahun,” kata Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni, Minggu (8/12/24).

Selain padi dan ubi jalar, Kabupaten Lumajang juga memiliki komoditas buah unggulan, seperti Pisang Mas Kirana, Pisang Agung dan pisang lainnya dengan produktivitas 716 ton per tahun.

“Disamping juga buah unggulan lain seperti alpukat mentega, salak pondoh dan manggis yang banyak dikembangkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan produksi obat-obatan, seperti kapulaga, telah diekspor ke China oleh Kelompok Tani Argo Mulyo Pasrujambe dengan jumlah 34 ton per bulan atau setara Rp2,38 miliar.

“Di sektor perkebunan, Kabupaten Lumajang menghasilkan tebu 1.159.369 ton per tahun dan kopi robusta dengan jumlah 1.921 ton per tahun,” ungkap Yuyun, sapaan akrab Indah Wahyuni.

Ia mengatakan, kedepan bisnis di bidang pertanian memiliki peluang besar karena kebutuhan manusia tidak lepas dari kebutuhan pangan.

“Apalagi saat ini kebutuhan itu tidak hanya terbatas pada pangan, melainkan juga sebagai life style, yaitu keinginan manusia untuk hidup lebih baik dengan memilih makanan yang enak, segar dan sehat,” beber dia.

Yuyun menyebutkan, di sektor pertanian dan perkebunan, Lumajang adalah daerah produsen yang cukup berkontribusi secara nasional

Yuyun juga mengakui, saat ini investasi pada industri pertanian terutama di hilir berada di kota-kota besar, sehingga menambah rantai pasok dan distribusi yang cukup panjang.

“Sedangkan petani di daerah cenderung memerlukan kecepatan pembayaran sehingga muncul tengkulak atau pengepul,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 287 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Petani Tebu Lumajang Akhirnya Sumringah, Tumpukan Gula di Gudang Terjual Rp.79,7 Miliar

5 September 2025 - 19:13 WIB

Impor Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Konsumsi, Gula Petani Lokal Tak Terserap

4 September 2025 - 10:59 WIB

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman

24 Agustus 2025 - 15:15 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Trending di Ekonomi