Menu

Mode Gelap
Kunjungan Wisatawan Asing ke Jatim Meningkat Tajam, Naik 77,33 Persen Polisi Ringkus Ketua KONI Kota Probolinggo Terkait Dugaan Penyalahgunaan Narkoba Targetkan 100 Ribu Lebih, Relawan Bang Pur Siap Menangkan Bunda Indah dan Mas Yudha PDIP Bantah Isu Dukung Kotak Kosong di Pilwali Kota Pasuruan, Tegaskan Solid Dukung Adi-Nawawi Hendak Berangkat Kerja, Karyawati Pabrik Rokok Kena Begal di Klampokan Probolinggo Bawaslu Kota Probolinggo Temukan Pelanggaran yang Dilakukan 4 Paslon, Apa Saja?

Kesehatan · 27 Agu 2024 14:43 WIB

Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia


					Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia Perbesar

Lumajang,- Kasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Askap Hariyanto mengatakan, sejak  Januari hingga Agustus 2024, sebanyak 1.410 warga Lumajang menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

“Sebanyak 1.410 orang di Lumajang positif alami penyakit TBC, 72 orang diantaranya meninggal dunia,” kata Askap, Selasa (27/8/24).

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono mengatakan, Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular kronis yang masih menjadi masalah akut kesehatan masyarakat.

“Meski berisiko fatal, namun TBC adalah penyakit yang masih bisa disembuhkan asalkan melalui penanganan secara tepat. Biasanya, dokter akan menganjurkan pengidap TB paru untuk mengonsumsi obat selama 6 sampai 12 bulan,” urai.Agus.

Obat TB paru umumnya mengandung jenis anti tuberkulosis, yaitu antibiotik yang khusus digunakan untuk mematikan infeksi bakteri TB.

Pengobatannya sendiri terdiri dari 2 tahap yaitu intensif dan lanjutan.

“TB tidak seperti ketika dokter umum menangani luka, yang bisa langsung dilihat hasilnya, tetapi TB butuh proses dan pendekatan,” imbuhnya.

“Oleh karenanya saya berharap kita semua mampu mengedukasi, lebih telaten dan lebih dekat sambung hatinya agar mereka lekas sehat,” Ia menambahkan.

Agus berharap tenaga kesehatan di Lumajang pro-aktif mengedukasi masyarakat tentang TBC. Pasalnya, kebanyakan orang langsung shock ketika mengetahui menderita TBC.

“Memang ngeri, orang jadi takut mendekat, tidak semua orang mau menerima. Oleh karenanya, tugas kita bersama tenaga kesehatan untuk mengedukasi, sehingga tidak menambah pasien down karena divonis TBC” pungkas dia. (*)

 


Editor: Mohamad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 49 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Awas, 149 Orang di Lumajang Alami Gagal Ginjal Kronis

9 Oktober 2024 - 14:53 WIB

PT. KAI Daop 9 Buka Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat, Tersebar di 3 Kota

8 Oktober 2024 - 16:25 WIB

Antisipasi Penyebaran Flu Burung, Pemkab Lumajang Gratiskan Vaksinasi Unggas

22 Agustus 2024 - 09:59 WIB

Marak Kasus Bibir Sumbing, Mayoritas Penderita dari Kawasan Pesisir

17 Agustus 2024 - 19:05 WIB

Angka Kematian Ibu Hamil di Lumajang Menurun, Segini Jumlahnya

21 Juli 2024 - 17:02 WIB

Jalan Sehat di Krejengan, Gus Haris – Ra Fahmi Ajak Warga Biasakan Pola Hidup Sehat

21 Juli 2024 - 11:46 WIB

Fenomena Bediding Picu Gangguan Kesehatan, IDI Pasuruan Berikan Tips Pencegahan

17 Juli 2024 - 20:30 WIB

Bikin Resah, Polisi Buru Penyebar Hoaks Kambing Mati Mendadak di Paiton

11 Juni 2024 - 19:07 WIB

Disperta Probolinggo Cek Kambing Mati Mendadak di Paiton, Ternyata Hoaks

11 Juni 2024 - 18:36 WIB

Trending di Kesehatan