Menu

Mode Gelap
Jamaah Haji asal Kota Probolinggo ini Meninggal Saat Perjalanan Pulang Geramnya Sunan, Motor Digelapkan Teman yang Kerap Dibantunya Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Tukang Becak di Pasuruan Diamankan Polisi Jember Jadi Tuan Rumah Porseni Madrasah se-Jawa Timur, Diikuti Ribuan Pelajar Hanya Bertengger di Posisi 30 Porprov Jatim 2025, KONI Kota Probolinggo Segera Evaluasi Tim Model Nasional Desa Berbasis Kearifan Lokal, Senduro Jawab Tantangan Iklim

Nasional · 30 Jun 2025 06:06 WIB

Pupuk Teknologi Biochar Hasil Inovasi Pemuda Lumajang Raih Penghargaan Nasional


					Asriafi Ath Thaariq saat menerima penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman.  (Foto: Asmadi) Perbesar

Asriafi Ath Thaariq saat menerima penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman. (Foto: Asmadi)

Lumajang, – Ketika harga pupuk kimia terus meroket dan stoknya sering langka, sebuah inovasi dari Lumajang, Jawa Timur, muncul sebagai harapan baru bagi petani Indonesia.

Pupuk berbasis teknologi biochar, hasil pengembangan pemuda asal Lumajang, Asriafi Ath Thaariq, berhasil menekan ketergantungan terhadap pupuk kimia hingga 50 persen.

Inovasi ini mengantarkan Asriafi menjadi Juara 2 Nasional Kategori Rintisan dalam ajang Talenta Wirausaha BSI (TWB) 2024-2025, yang diumumkan dalam acara puncak Awarding di International Expo 2025, Jakarta Convention Center, Kamis  (26/6/2025). Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Maman Abdurrahman.

Produk inovatif ini mengolah limbah ternak dan pertanian menjadi pupuk berdaya guna tinggi yang sudah digunakan di berbagai wilayah, dari Jawa hingga Sumatera dan Kalimantan.

Biochar buatan PT Waroeng Domba Sembilan Sembilan, perusahaan rintisan yang dipimpin Asriafi, terbukti cocok untuk berbagai tanaman mulai, padi, jagung, kopi, cabai, bahkan kelapa sawit dan jeruk.

“Dengan teknologi biochar ini, petani bisa menghemat biaya pupuk jutaan rupiah setiap musim tanam. Produk ini bukan hanya ramah lingkungan, tapi juga ramah di kantong petani,” kata Asriafi, Minggu (29/6/25).

Perjalanan Asriafi bukanlah cerita sukses instan. Sejak 2016, ia mengembangkan pupuk ini dari desa, memberdayakan masyarakat akar rumput: peternak, pemulung, ibu rumah tangga, pemuda putus sekolah, hingga penyandang disabilitas.

“Ini bukan hanya bisnis. Ini gerakan sosial. Kami ingin limbah yang dulunya mencemari, kini jadi berkah bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat bawah,” jelasnya.

Kiprah Asriafi tak hanya diakui oleh BSI. Inovasinya juga sempat meraih Juara 1 Nasional TTG Unggulan dari Kementerian Desa (Februari 2025), dinobatkan sebagai 25 Young Agricultural Ambassador Nasional oleh Kementerian Pertanian (Mei 2025), dan menjadi penerima Kalpataru kabupaten dan provinsi.

Meski telah melanglang buana di panggung nasional, Asriafi mengaku, masih menghadapi tantangan besar di tingkat lokal.

“Selama ini kami berjalan sendiri. Minim dukungan pemerintah daerah, baik dari sisi permodalan maupun pengembangan teknologi. Tapi kami tetap istiqamah. Ini bukan soal kami, ini soal manfaat bagi petani dan lingkungan,” tuturnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Model Nasional Desa Berbasis Kearifan Lokal, Senduro Jawab Tantangan Iklim

8 Juli 2025 - 16:25 WIB

Jasad Sopir Korban Kecelakaan Kapal Selat Bali Tiba di Rumah Duka, Keluarga Histeris

4 Juli 2025 - 07:20 WIB

Dua Warga Lumajang Diduga Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, BPBD Masih Verifikasi Data

3 Juli 2025 - 18:18 WIB

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, 5 Penumpang Tewas

3 Juli 2025 - 15:36 WIB

KONI Desak Pemkot Probolinggo Segera Cairkan Bonus Atlet Peraih Medali PON

2 Juli 2025 - 18:45 WIB

Pemilu Nasional dan Pilkada Dipisah, Tantangan Baru bagi Partai Politik

30 Juni 2025 - 15:56 WIB

Tersangka TKI Ilegal Akui Dapat Untung Rp2 Juta per Korban

30 Juni 2025 - 15:31 WIB

Otsuka Group Luncurkan Program ‘Mental Ease at Workplaces’, Apa itu?

26 Juni 2025 - 17:05 WIB

Senator Ning Lia Dukung Program Kuliah Gratis Pemkab Probolinggo, Dorong Perlakuan Khusus bagi Difabel

22 Juni 2025 - 16:09 WIB

Trending di Nasional