Menu

Mode Gelap
Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan Suami di Pasuruan Aniaya Istri Hingga Tewas di Rumah Kontrakan Razia Miras, Polres Probolinggo Sita Belasan Botol Masuki Musim Pancaroba, Hujan Masih Mengguyur Kota Probolinggo Pelaku Pemerkosaan Anak Kandung di Randuagung Lumajang Jadi Tersangka Tanggapi Miras di Temenggungan, Bupati Gus Haris, Sudah Ada Permendagri-nya, Inspektorat Akan Kaji

Budaya · 24 Des 2022 12:43 WIB

Loemadjang Mbiyen, Menikmati Romantisme Lumajang di Era Kolonial


					Loemadjang Mbiyen, Menikmati Romantisme Lumajang di Era Kolonial Perbesar

Lumajang,- Proklamator RI, Soekarno, mempopulerkan sebuah istilah yang disebut ‘Jas Merah’, yang artinya Jangan Sesekali Melupakan Sejarah. Sejarah dinilai amat penting, karena menjadi identitas yang melekat, baik personal maupun kelompok.

Memahami pentingnya sejarah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang pun menggelar event Loemadjang Mbiyen, Jumat (22/12/22) sore, yang bertempat di kawasan PG Jatiroto, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang.

“Melalui Lumajang Mbiyen kita ekspose heritage dan kenangan masa lalu Kabupaten Lumajang,” kata Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.

Kawasan PG. Jatiroto dipilih karena merupakan salah satu pabrik gula terbesar di Indonesia dan merupakan peninggalan kolonial Belanda. Bupati berharap event ini mampu membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar.

“Terima kasih yang telah berpartisipasi, masyarakat bisa datang, yang jualan bisa jualan, kalau masuk PKL pedagang kecil diberikan tempat supaya ekonomi lebih tumbuh dan berjalan,” ujarnya.

Menurutnya, pemilihan lokasi event Lumajang Mbiyen ini mampu membangkitkan kenangan masa lalu. “Apresiasi teman-teman panitia nuansa jaman dulunya terasa,” puji Cak Thoriq.

Thoriq menambahkan, event ini digelar selama tiga hari, sejak tanggal 23 hingga 25 Desember 2022. Lumajang Mbiyen dikemas tematik 4 zona, yakni zona hiburan, zona pasar rakyat, zona heritage dan zona Pedagang Kaki Lima (PKL).

“Pasar rakyat diisi oleh UMKM, lembaga dan masyarakat, 80 persen adalah masyarakat Jatiroto,” sebut Cak Thoriq.

Salah satu pengunjung Loemadjang Mbiyen, Dian Rahmawati mengaku sangat senang dengan event ini. Selain sebagai sarana hiburan, juga untuk edukasi bagi anak-anaknya.

“Jadi anak-anak yang diajak ke sini mendapat tambahan pengetahuan yang bermanfaat, kami dapatkan rasa kekeluargaan, jarang berkumpul namun kita bisa berkumpul dengan baju tempo dulu sehingga terasa saling bersaudara,” urai Dian.

“Perasannya senang, bisa pakai baju zaman dulu, karena sebelumnya gak tahu dan sekarang menjadi tahu, baru pertama kali ke sini,” ia menambahkan.(*) 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harjakabpro ke-279, Ada Selametan Bumi di Alun-alun Kraksaan

10 Mei 2025 - 06:34 WIB

Umat Hindu Tengger Rayakan Kuningan, Berharap Dianugerahi Kesehatan dan Keselamatan

3 Mei 2025 - 20:50 WIB

Kontes Domba Lumajang 2025 Diikuti 65 Peserta

24 April 2025 - 16:24 WIB

Umat Hindu Bromo Rayakan Galungan, Begini Kemeriahannya

23 April 2025 - 22:18 WIB

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Trending di Budaya