Yadnya Kasada, Dua Dukun Pandita Dikukuhkan

Sukapura,- Setelah melalui serangkaian acara, Yadnya Kasada yang diperingati warga Tengger digelar Kamis dini hari (16/6/2022). Pada Yadnya Kasada tahun ini, ada dua dukun pandita yang dikukuhkan. Dan sama seperti tahun lalu, wisatawan dilarang menyaksikan Yadnya Kasada di kawasan Gunung Bromo.

Sejak Kamis pukul 00.01, ongkek atau hasil bumi yang akan dilarung ke kawah Gunung Bromo dari empat kabupaten, tiba di Pura Luhur Poten. Barulah sekitar pukul 02.00, prosesi upacara Yadnya Kasada digelar.

Diawali dukun pandita yang bercerita tentang kisah Roro Anteng dan Joko Seger, dilanjutkan dengan prosesi utama Yadya Kasada. Puluhan dukun dari empat kabupaten terlibat dalam pembacaan mantra.

“Dalam upacara Yadya Kasada tahun ini ada dua dukun pandita yang dikukuhnya, yakni Nur Fadli dari Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan Sutris dari Desa Kedasih, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang sudah di nyatakan lulus sebelumnya,” ujar Ketua Parisada Hindu Darma (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto.

Setelah prosesi Yadnya Kasada usai, ongkek yang berisi hasil bumi yang sebelumnya di bawa dan dikumpulkan di Pura Luhur Poten, dibawa ke bibir kawah Gunung Bromo. Selanjutnya ongkek dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo.

“Selain permintaan dari anak ke-25 dari Joko Seger dan Roro Anteng, larung hasil bumi ini juga sebagai rasa syukur kepada leluhur karena telah diberi kesejahteraan hingga rezeki dan keselamatan selama hidup,” imbuh Bambang Suprapto.

Ketua Umum Paiketan Krama Bali yang juga hadir dalam Yadya Kasada, I Wayan Jondra, mengatakan, upacara Yadnya Kasada hingga prosesi pengukuhan dukun pandita yang diikuti mendapat antusias luar biasa dari warga Suku Tengger. Meskipun sempat hujan rintik-rintik, sehingga dua dukun pandita tersebut diharapkan dapat memandu masyatakat dengan baik.

Baca Juga  BPS: Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Turun

“Untuk tradisi larung hasil bumi di kawah Gunung Bromo, hampir sama dengan upacara Mulang Pekelem di Bali, namun yang membedakan yakni prosesi upacara Yadya Kasada hingga pengukuhan dukun pandita hanya ada di Gunung Bromo. Jadi masyarakat harus datang karena upacara ini cukup bagus dan unik,” ujarnya. (*)

 

Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Zainul Hasan R.

Baca Juga

Bibibi, Tradisi Membagikan Makanan Jelang Lebaran yang Tak Lekang Waktu

Probolinggo,- Ada tradisi unik yang dilaksanakan menjelang Hari Raya Idul Fitri yakni, Bibibi. Tradisi membagikan …